Iman yang sejati akan mampu menunjukan, menyampaikan tentang sesuatu keadaan dan kejadian dengan bahasa keimanan maka jika seseorang diberikan Allah Hikmah mengenai itu maka bahasanya pun adalah bahasa iman bukan bahasa akal logika.
Manusia yang diberi sayap sekalipun takkan mampu terbang jika Allah tidak berkehendak ia bisa terbang.

Seorang yang membidikkan senjatanya di depan kepala seseorang takkan terlepas peluru dari senjata tadi jika Allah tak berkehendak.
Semakin beriman dan kuat iman seseorang maka akan semakin mampu ia mencerna dan mengambil hikmah dari suatu keadaan dan kejadian untuk ia berfikir dan merenung apa sesungguhnya hikmah atau makna yang Allah kehendaki dari kejadian ini.
Dan imannya para pendahulu kita dahulu seperti itu sehingga jika bicara iman maka logika menjadi nomer kesekian bahkan untuk hal kecil sekalipun. [] herri
0 Komentar