Sejarah

6/recent/Sejarah-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

REMEMBER MASSACRE OF SABRA-SATHILA


Pembantaian Sabra dan Shatila berlangsung 16-19 September 1982. Ketika itu, tentara ‘Israel’ yang dipimpin Menteri Pertahanan ‘Israel’, Ariel Sharon, mengepung Sabra dan Shatila lalu membiarkan para Milisi Kafir Kristen Maronit Libanon yang dipimpin Kaum Falangis membantai pengungsi di dalamnya.

Sekitar 3.500-8.000 orang (tidak ada rilis angka pasti), termasuk anak-anak, bayi, wanita, dan orangtua dibantai dan dibunuh secara mengerikan di tempat terbuka.

Tentara ‘Israel’ yang dipimpin Ariel Sharon La'natullah Alaih dan kepala stafnya, Rafael Etan, memastikan pasukan mereka mengepung kamp pengungsi lalu mengizinkan Kaum Falangis menyerang dan membunuh ribuan pengungsi yang tidak bersalah.

Sabra adalah sebuah pemukiman miskin di pinggiran selatan Beirut Barat, Libanon, yang bersebelahan dengan kamp pengungsi UNRWA (Badan PBB untuk Pengungsi). Sedangkan Shatila dibangun untuk para pengungsi Palestina pada 1949. Selama bertahun-tahun penduduk dari kedua wilayah ini menjadi semakin bercampur, sehingga biasa disebut “Kamp Sabra-Shatila”

Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menggunakan Libanon selatan sebagai pangkalan penyerangan mereka atas ‘Israel’, sehingga tentara ‘Israel’ mengklaim bahwa pembantaian itu untuk mencari 1.500 personil PLO yang menurut mereka berada di kamp Sabra-Shatila.

Padahal sesungguhnya kelompok PLO sedang berada di tempat lain. Skenario pencarian anggota PLO hanyalah karangan ‘Israel’. PLO sedang melawan serangan ‘Israel’ di area lain, sehingga sebagian besar yang berada di kamp pengungsian saat pembantaian terjadi adalah perempuan tua, anak-anak & remaja.

Setelah pembantaian tersebut, Mahkamah Agung ‘Israel’ membentuk Komisi Cahan untuk menyelidiki kejahatan tersebut. Pada tahun 1983, Komisi Cahan mengumumkan hasil 'penyelidikan' pembantaian tersebut dan memutuskan bahwa Sharon “tidak bertanggungjawab”. Maka Sharon pun melanjutkan karir politiknya, menjadi Perdana Menteri ‘Israel’ dan memegang berbagai posisi penting.

Kolaborasi kafirin ini menunjukkan bahwa sikap permusuhan mereka terhadap kaum muslimin benar-benar nyata. Anehnya, selalu Islam yang dicitrakan sebagai agama teror. []

Posting Komentar

0 Komentar