
Di dalam sistem Khilafah, Peraturan Perundang-undangan Kekayaan alam yang terkandung didalam bumi adalah milik Negara dan hasilnya digunakan untuk kepentingan rakyat.
Negara yang mengkelola, mulai dari pabriknya milik Negara, alatnya milik Negara, jika alatnya harus menyewa maka hal tersebut dihitung sewa, bukan bagi hasil dengan pihak penyewa, dan tidak bisa dimiliki oleh segelintir orang/ pemodal/ kapitalis/ korporat.
Jika Negara belum mampu mengkelola, maka kekayaan tersebut dibiarkan sampai negara mampu mengkelola sendiri, bukan di jadikan ajang investasi.
Dalam mengkelola atau mendirikan pabrik/ pertambangan milik negara sekalipun, banyak pertimbangan yang harus diperhitungkan. Contohnya meminta persetujuan masyarakat setempat, jika setuju Negara membayar tanah mereka dengan harga yang adil, jika mereka tidak setuju ya haram bagi Negara mendirikan pabrik/ membuka tambang baru.
Selain itu pertimbangan efek keberlangsungan kehidupan alam sekitar, jika Pabrik/ Pertambangan Negara mengakibatkan terganggunya ekosistem kehidupan masyarakat sekitar, maka Negara wajib ganti rugi kepada masyarakat yang terdampak.
Ini hanya sekelumit kecil bagaimana ekspresi Ideologi Islam itu jika diterapkan, dengan sistemnya yang disebut Khilafah, Yang bisa kita jumpai banyak di kitab para Ulama kontemporer ataupun jadul. Sedangkan gambar-gambar di bawah ini adalah ekspresi Ideologi Kapitalis itu yang kini diterapkan, mereka merusak, menjarah, merampok, dan menindas rakyat dengan Kekuasaan. Mengatasnamakan Demokrasi sebagai tipuan agar mereka terpilih lalu duduk dengan tenang dimana mereka bisa seenaknya membuat hukum atau peraturan sebagaimana yang terjadi saat ini dan sejak dulu.
Sebagai muslim yang berakal, keputusan dikembalikan kepada diri anda sendiri. Jika anda masih keras kepala memilih para politikus bangsat demokrasi dengan sogokan sejumlah uang atau beras, maka Allah SWT akan mencatat keimanan yang anda jual dengan pengkhianatan anda memilih mereka yang tidak menerapkan Hukum Allah di dalam bilik suara.
Kecuali jika anda cukup idealis dan teguh dalam keimanan, apalagi bergabung bersama pejuang Islam Kaffah, membantu perjuangan, berdiskusi ditengah masyarakat menyadarkan mereka, bertarung ide dengan pemuja demokrasi, hal itu tentu lebih mulia disisi Allah SWT dibanding mencelupkan jari kedalam tinta dosa demokrasi.
Dunia ini hanyalah sesaat, sedangkan kesempatan berlomba-lomba meraih keridhaan-Nya semakin tipis dan sempit dimakan waktu dan usia. Pun dengan mereka yang berkuasa, di pagi ini kita bisa tertawa, di siang hari nanti kita bisa saja menangis berderai air mata. Begitulah kehidupan dunia yang menipu, sama dengan Demokrasi yang hampir satu abad menipu kita, orang tua kita, dan leluhur kita. [] hý
0 Komentar