Sejarah

6/recent/Sejarah-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

KETIKA AJAL MENJEMPUT


Oleh: Iha Bunda Khansa

Innalillahi wa Inna ilaihi Raji'un, kubaca berungkali pesan WhatsApp di ponselku, masih tidak percaya, kupanggil suamiku juga anak-anakku.

"Yah, Mbak Laksmi sudah kembali pada Allah, barusan Dek Lia memberitahu," kusampaikan berita yang cukup mengagetkan ke suamiku.

"Siapa Bun?, Budek kenapa? Budek meninggal?" Anak bungsuku terus bertanya, masih belum percaya.

Aku sampaikan bahwa semuanya qada Allah, ketika ajal sudah datang maka siapapun tidak ada yang bisa menghalanginya, walaupun usaha dokter sudah maksimal. Manusia harus menerima apapun keputusan Allah.

Suamiku, tidak banyak bicara, diamnya menyimpan perasaan sedih, kehilangan kakak perempuan satu-satunya, salah satu kakak laki-laki sudah berpulang juga enam tahun yang lalu. Jadi tinggal tiga bersaudara, satu kakak laki-laki dan satu adik laki-laki. Sementara kedua orang tuanya, ibu dan bapak mertuaku sudah tiada.

Ketika mendengar berita kematian, langsung diingatkan dalam Al-Quran di surat Al anbiya :

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِا لشَّرِّ وَا لْخَيْرِ فِتْنَةً ۗ وَاِ لَيْنَا تُرْجَعُوْنَ
kullu nafsing zaaa-iqotul-mauut, wa nabluukum bisy-syarri wal-khoiri fitnah, wa ilainaa turja'uun
"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami." (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 35)

Ayat yang selalu mengingatkan manusia, bahwa setiap yang bernyawa akan menghadapi kematian. Tidak ada satu manusiapun yang bisa lari dan menghindar. Dan Allah pasti mengujji dengan berbagai macam kebaikan dan keburukan, apakah dengan ujian tersebut manusia akan sabar.

Oleh karenanya, manusia harus mempunyai persiapan untuk menghadapi kematian dengan amalan saleh. Jangan sia-siakan hidup yang sementara . Karena kehidupan yang kekal adalah kembali menghadap Allah, di kehidupan akhirat.

Berpulangnya orang-orang yang kucintai menghadap Allah apakah kakak, paman, saudara atau sahabat atau para ulama yang selalu menyeru pada kebaikan, makin mengingatkan dan menyadari bahwa kita pun kelak jika tiba waktunya akan menghadap Allah. Semuanya akan ditinggalkan hanya amal saleh bekal sebaik-baiknya yang akan menyelamatkan dari azab neraka.

Dalam salah satu hadis tentang kematian:

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu menuturkan, Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “Mayyit diiringi tiga hal, yang dua akan kembali sedang yang satu terus menyertainya, ia diiringi oleh keluarganya, hartanya dan amalnya. Harta dan keluarganya akan kembali, sedang amalnya akan terus tetap bersamanya.” (HR. Bukhari-Muslim).

Hanya amal saleh yang akan dibawa seseorang jika ajal menjemput, sementara harta dan keluarganya tidak mengikutinya.

Dalam hadis lain diriwayatkan oleh Imam Muslim, maknanya ' Jika seseorang yang meninggal dunia hendaklah harus berprasangka baik kepada Allah "

Astaghfirullah ....

"Bunda, kenapa diam? Kok Bunda dari tadi bengong? Kita ikhlaskan ya Bun Budek kembali pada Allah, kita semua yang ditinggalkan hanya bisa mendoakan dan Allah menerima amal baiknya dan mengampuni segala dosa-dosanya", anak bungsuku menghiburnya.

"Aamin, InsyaAllah Budek orang baik, kebaikannya pasti akan selalu kita kenang, dan Allah akan membalasnya sebagai amal saleh, betul nak kita hanya bisa mendoakan", ucapku.

"Betul Bunda, Budek baik sekali kenangan bersama Budek tidak akan dilupakan," ujar si bungsu.

Sementara suamiku sejak mendengar kabar, langsung mengambil air wudhu dan salat. Kedua anak laki-lakiku masih duduk di kursi, aku yakin mereka kehilangan Budek yang baik dan menyayanginya.

Esok harinya, sehabis salat subuh kami berdua berangkat menuju tempat kakakku.

Tidak terasa dua bulan lebih kami kehilangan kakak, Budek tercinta~

Wallahu a'lam bi Ahshowab

Posting Komentar

0 Komentar