Sejarah

6/recent/Sejarah-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

PAKAIAN TERBAIK PASANGAN


Oleh: Muslihah

"Masya Allah, Dek. Ini sampai kering tidak dilepas," ucap Linda kepada Sheila sang adik ipar yang malam itu tidur di rumahnya. Mereka membicarakan celana putranya yang terkena ompol, dan hingga pagi tak diganti oleh sang ibu.

Kemarin Sheila berkunjung ke rumah Linda di Surabaya. Mengingat putranya masih kecil dan tidak terikat dengan sekolah, mereka memutuskan menginap, agar bisa lebih lama berkunjung. Linda sendiri seorang ibu muda dengan dua orang anak. Menempati rumah mungil sederhana dengan satu kamar, tak menjadi masalah bagi mereka. Saat ada tamu seperti ini mereka tanpa sungkan mempersilakan sang tamu tidur di lantai di ruang tamu mereka.

Ruang tamu itu pun sangat sederhana tanpa ada meja kursi di dalamnya. Hanya ada sebuah karpet sederhana yang digelar sebagai alas duduk atau bahkan tidur bermalam. Untuk Reza putranya yang masih ngompol dialasi perlak agar tidak tembus ke karpet. Bagi mereka memberi popok sekali pakai merupakan pemborosan. Maka lebih baik mencuci popok kain dan pakaian anak-anak dari pada harus membuang uang untuk popok sekali pakai.

Linda yang terbiasa langsung mengganti celana anak-anak saat ngompol akibat kebiasaan hidup prihatin, merasa risih melihat keponakannya sampai pagi masih mengenakan celana kena ompol, langsung berkomentar saat melihat hal yang menurutnya tidak sesuai. Sementara Sheila santai saja menanggapi hal itu. Ia lebih memilih menikmati tidur dari pada disibukkan mengganti celana anaknya di malam hari.

"Ah, gak sampai kering, kok," jawabnya cuek sambil mengganti celana anaknya. Itupun karena merasa tidak enak habis ditegur sang kakak ipar. Sementara sang anak yang celananya diganti tetap tenang menikmati tidur. Namanya juga anak batita.

"Memang istriku itu malas banget, Mbak. Ia lebih mementingkan tidur dari pada anaknya." Mendengar dan melihat keriuhan Linda dan istrinya, Faris langsung nimbrung.

"Hmmm. Sini!" Linda menyeret adiknya keluar dari rumah. Ia mengajak sang adik duduk di teras rumah.

"Ada apa, Mbak?"

"Sini! Duduk bareng Mbak!" ucap Linda tegas.

"Kamu sekarang sudah bukan anak-anak lagi. Kamu sekarang adalah ayah dari anakmu, suami dari istrimu. Istri dan suami itu bagaikan pakaian satu sama yang lain. Artinya harus bisa menutupi aib masing-masing. Jika ada kekurangan istri, kamu harus bisa menutupi, demikian sebaliknya. Jangan saling membuka kekurangan pasangan terhadap orang lain!" Linda berusaha menasehati adiknya.

Faris mendengar dengan serius. Ia terlihat menunduk menelaah perkataan kakaknya. Terlihat ia diam berpikir dan kemudian menghela napas dalam-dalam dan menghembuskan dengan kasar. Sheila yang penasaran dengan sikap kakak ipar memperhatikan semuanya. Ia mendengar suaminya dinasehati, tersenyum gembira merasa dibela oleh sang kakak ipar. Padahal bukan maksud Linda membela atau menyudutkan satu diantara mereka. Ia hanya ingin mendudukkan persoalan pada tempatnya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اُحِلَّ لَـکُمْ لَيْلَةَ الصِّيَا مِ الرَّفَثُ اِلٰى نِسَآئِكُمْ ۗ هُنَّ لِبَا سٌ لَّـكُمْ وَاَ نْـتُمْ لِبَا سٌ لَّهُنَّ ۗ عَلِمَ اللّٰهُ اَنَّکُمْ كُنْتُمْ تَخْتَا نُوْنَ اَنْفُسَکُمْ فَتَا بَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ ۚ فَا لْــئٰنَ بَا شِرُوْهُنَّ وَا بْتَغُوْا مَا کَتَبَ اللّٰهُ لَـكُمْ ۗ وَكُلُوْا وَا شْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَـكُمُ الْخَـيْطُ الْاَ بْيَضُ مِنَ الْخَـيْطِ الْاَ سْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَا مَ اِلَى الَّيْلِ ۚ وَلَا تُبَا شِرُوْهُنَّ وَاَ نْـتُمْ عٰكِفُوْنَ ۙ فِى الْمَسٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّا سِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ
"Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkan kamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Tetapi jangan kamu campuri mereka ketika kamu beritikaf dalam masjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka bertakwa." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 187)

Posting Komentar

0 Komentar