Sejarah

6/recent/Sejarah-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

DAKWAH ITU BUKTI CINTA


Oleh : Yuliati Sugiono

Dakwah adalah aktivitas para Nabi. Menyeru umat manusia dari gelapnya kekufuran kepada terangnya iman. Sungguh ini merupakan aktivitas yang mulia.

Dengan iman menentukan apakah suatu amal itu diterima atau tidak. Dengan iman menentukan terminal akhir seseorang apakah masuk surga atau terlempar ke neraka.

Hal ini dihubungkan dengan adanya dakwah. Maka menjadi hamlud dakwah atau pengemban dakwah merupakan kewajiban sekaligus pilihan yang terbaik.

Mengapa terbaik? Karena sejatinya apa yang kita lakukan sebagai pengemban dakwah, semuanya akan kembali kepada diri kita sendiri.

Allah sekali-kali tidak membutuhkan amal kita, karena bisa saja dengan kekuasaan-Nya, Allah memberi petunjuk kepada umat manusia sehingga beriman semuanya. Tentu itu sangat mudah jika Allah berkehendak.

وَلَوْ اَنَّ قُرْاٰنًا سُيِّرَتْ بِهِ الْجِبَالُ اَوْ قُطِّعَتْ بِهِ الْاَرْضُ اَوْ كُلِّمَ بِهِ الْمَوْتٰىۗ بَلْ لِّلّٰهِ الْاَمْرُ جَمِيْعًاۗ اَفَلَمْ يَا۟يْـَٔسِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ لَهَدَى النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَلَا يَزَالُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا تُصِيْبُهُمْ بِمَا صَنَعُوْا قَارِعَةٌ اَوْ تَحُلُّ قَرِيْبًا مِّنْ دَارِهِمْ حَتّٰى يَأْتِيَ وَعْدُ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيْعَادَ
Dan sekiranya ada suatu bacaan (Kitab Suci) yang dengan itu gunung-gunung dapat digoncangkan, atau bumi jadi terbelah, atau orang yang sudah mati dapat berbicara, (itulah Al-Qur’an). Sebenarnya segala urusan itu milik Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman mengetahui bahwa sekiranya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sampai datang janji Allah (penaklukkan Mekah). Sungguh, Allah tidak menyalahi janji. (QS Ar Ra’d : 31)

Namun kita diciptakan tidak boleh egois, memikirkan kepentingan pribadi, mengabaikan umat. Itulah yang dicontohkan Rasulullah SAW, panutan kita. Karena sejatinya dakwah adalah bukti cinta beliau kepada umat.

Wasilah beliau, Islam menerangi dunia selama kurang lebih empat belas abad. Bukan waktu yang singkat. Masa-masa golden age, Islam berkibar dari Maroko sampai Merauke, membawa kedamaian, kesejahteraan dan ketenangan.

Karena cinta umat, kita pun berdakwah bergabung dalam jamaah dakwah islam kaffah. Melanjutkan kehidupan islam dengan tegaknya khilafah berdasarkan metode kenabian. Di dalam dakwah kelompok ini ada pembinaan dan kontak kepada masyarakat, baik dari kalangan tokoh maupun masyarakat biasa.

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. (QS An-Nahl : 125)

Sesuai ayat di atas, kita diperintahkan berdakwah secara ahsan, dengan hikmah dan pengajaran yang baik, jauhi debat kusir disertai emosi. Berdakwah sesuai kapasitas mad'u. Tidak semua orang memerlukan dalil naqli, kadang cukup dengan pertanyaan yang menggugah logika sudah cukup menjadi jalan hidayah orang menerima dakwah.

Untuk kalangan pesantren dan ulama, dalil naqli memang dibutuhkan. Bukan hanya dalil naqli tapi ilmu alat juga seperti bahasa Arab, dan tafsir.

Bagaimana jika umat tak menyambut ajakan kita? Tetaplah berusaha jangan putus asa. Selama mereka masih membuka pintu, masih ada harapan. Langitkan doa, tambah amalan nafilah agar semakin dekat dengan Allah sang penggengam hati, yang membolak-balikkan hati. Yang memberi hidayah Allah, kita ini hanya menyampaikan saja. Wallahu a'lam bish shawwab.

Posting Komentar

0 Komentar