
Oleh: Maya Rohmah
Dakwah adalah salah satu aktivitas yang berusaha menyampaikan pesan-pesan dari Allah SWT kepada manusia sehingga manusia bisa beribadat kepada Allah dan menjalankan apa yang diperintahkan Allah serta meninggalkanlarangan-Nya.
Agar aktivitas dakwah berjalan lancar dan dan sukses, maka diperlukan cara atau metode dakwah yang tepat sehingga dakwah mencapai tujuannya.
Al-Qur`an adalah petunjuk bagi manusia. Sehingga dalam konteks dakwah sekalipun Allah telah menjelaskan bagaimana metode dakwah yang harus digunakan oleh seorang dai dalam berdakwah.
Sejumlah ayat Al-Qur`an berbicara tentang metode dakwah, di antaranya yaitu surat Ali-Imran ayat 104 yang berbunyi:
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Artinya: Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Di dalam surah Ali-Imran ayat 104 di atas, dengan jelas Allah memerintahkan kita untuk berdakwah. Dakwah yang dimaksud adalah perintah amar ma’ruf nahi mungkar.
Kewajiban dakwah adalah bagi semua umat muslim, akan tetapi harus ada kelompok khusus yang menjadi inti gerakan dakwah yang termaksud dalam ayat di atas.
Di samping itu, keterlibatan setiap individu muslim dalam sebuah jamaah dakwah merupakan kewajiban dari Allah. Namun demikian, kewajiban dakwah secara berjamaah ini tidaklah menggugurkan kewajiban dakwah secara individu. Dakwah individu tidak lain merupakan pilar penopang dakwah secara berjamaah.
Individu itu mencakup laki-laki dan perempuan. Keduanya mempunyai kewajiban untuk mengemban amanah dakwah. Dakwah bukanlah amal yang hanya dikerjakan oleh mereka yang bergelar ulama, ustaz/ah, dan kiai. Tidak. Namun, kita semua.
Lalu, sasarannya. Siapa yang kita dakwahi? Jawabannya adalah semua. Kepada rakyat jelata hingga penguasa. Bahkan dakwah yang ditujukan kepada penguasa melebihi keutamaan dari yang lainnya. Pasalnya, banyak perkara makruf dan mungkar yang bergantung pada baik dan buruknya penguasa. Tidak aneh jika Rasulullah SAW menempatkan amar makruf nahi mungkar kepada penguasa sebagai jihad yang paling utama. Beliau bersabda:
أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَة عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ
Artinya: Jihad yang paling utama adalah menyampaikan perkataan yang haq kepada pemimpin yang zalim (HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi).
0 Komentar