Sejarah

6/recent/Sejarah-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

KEHIDUPAN YANG SEMPIT, SAATNYA KEMBALI TAAT


Oleh: Yuyun Rumiwati

Kehidupan yang sempit tentu bukan hal yang dikehendaki oleh manusia. Karena secara fitrah manusia pasti berharap mengalami sebuah kondisi yang aman, tentram, damai dan penuh kelapangan. Terlebih dalam kehidupan seorang muslim. Kebahagiaan dan kebaikan dunia akhirat itulah impian dalam tiap doanya.

Namun, kondisi ini serasa sulit ditemukan. Justru kondisi sebaliknya yang melingkupi kehidupan umat Islam di penjuru bumi termasuk negeri tercinta ini.

Tengok saja dari yang paling sederhana. Untuk memenuhi kebutuhan dasar bahan makanan seperti minyak goreng pun, ibarat mencari jarum dalam jerami. Ada apa dengan negeri yang katanya gemah Ripah loh jinawi ini?

Jamrud khatulistiwa itulah sebutan negeri nan elok ini. Ada apa dan kenapa, lagi-lagi pertanyaan muncul? Belum lagi ditambah parah lagi munculnya instruksi presiden dengan pemberlakuan wajib punya BPJS saat mengurusi administrasi semisal SIM, SKCK.

Sebagaimana dilansir dari kompas, Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2022 salah satunya mensyaratkan pemohon Surat Izin Mengemudi (SIM), Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), dan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) harus terdaftar sebagai anggota BPJS Kesehatan. (22/2/2022)
Hal itu tercantum dalam Inpres No 1 tahun 2022 poin no 25 yang ditujukan kepada Kepala Kepolisian Republik Indonesia.

Bisa kita bayangkan kesulitan demi kesulitan akan bertambah dan menjerat rakyat Indonesia yang sebagian besar umat muslim ini.

Lagi-lagi ada apa dengan negeri ini? Mana kedamaian dan ketentraman yang tergambar dalam sebuah kepulauan besar nan kaya ini? Mana keramahan dan tenggang rasa serta tepisilira yang sering didengungkan sebagai ciri khas bangsa ini. Justru dari kebijakan yang ada tekanan, pemalakan yang lebih terasakan dari hari ke hari-hari. Seakan tidak ada Jedah untuk bernafas bagi rakyat bawah.

Belum selesai polemik dan gonjang-ganjing problem penanganan BPJS. Justru ditambah lagi dengan beban yang sudah disiapkan melalui inpres tersebut.

Gemah tentram loh jinawi hanya terdapat dalam sebuah peribahasa dan pepatah indah saja. Tanpa bukti dan isi. Karena fakta yang ada justru kekayaan dan kenikmatan hidup hanya berputar pada sebagian kecil manusia yang sering dikenal dengan para kapital oligarki.

وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِنَّ لَهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى
"Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta." (QS. Thaha: 124).

Ayat ini menjadi renungan berharga bagi umat muslim di negeri ini khusus dan belahan dunia yang lainnya. Jika kondisi kesempitan ini sebuah ujian tentu sabar atas qadha yang harus kita miliki. Namun, saat kesempitan hidup ini adalah buah dari kelalaian dari ketaatan. Maka ini adalah peringatan untuk segera kembali bertaubat dan mendekat pada Allah zat maha segalanya.

Sebelum kesempitan ini akan terus dan terbawa hingga ke akhirat. Jika dunia saja kesempurnaan hidup amat menyiksa. Bagaimana besar kebingungan di akhirat?

Semoga dengan fakta dan problem yang menghimpit kehidupan ini, membuat kita semakin cerdas mencari apa problem mendasarnya bukan menjadi hamba yang cuek. Atau nampak sabar tapi sebenarnya apatis dan tidak bergerak menuju kondisi taat yang lebih baik.

Bukankah sebagai seorang muslim Allah telah menyampaikan perintah untuk mengadakan perubahan? Dalam QS. Ar-Ra'du Allah berfirman,

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri."

Demikian perintah untuk melakukan perubahan Allah sampaikan dalam Surat Ar-Ra'du ayat 11.

Lalu bagaimana jalan perubahan itu harus kita tempuh? Maka mengikuti Rasulullah dalam berdakwah itulah sebaik-baik jalan yang harus kita ikuti. Karena beliau sebaik-baik teladan yang wajib kita ikuti dalam tiap lini kehidupan. Termasuk dalam perubahan sistem kenegaraan.

Posting Komentar

0 Komentar