Sejarah

6/recent/Sejarah-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

PETUNJUK UNTUK KEBAIKAN DIRI


Oleh: Lilik Yani

Perjalanan challenge Odoj Plus Plus sudah masuk day 20. Bunda Riza dan Ustazah Yuyun sudah woro-woro buat mengingatkan bahwa finish sudah semakin dekat. Jaga semangat jangan sampai kendor. Ingat bahwa semua yang dilakukan untuk untuk meraih rida Allah.

Andini terus semangat dan evaluasi diri. Tugas apa yang belum ditunaikan, ia berusaha untuk menyusulkan. Andini ingin menunaikan amanah sebaik mungkin. Ia ingin mendapatkan kemenangan yang memuaskan.

Hari ini tilawah dan terjemah berjalan lancar. Siang tadi anak-anak bermain dengan tenang. Andini menjaga mereka sambil melanjutkan membaca terjemah yang sudah dimulai tadi malam.

Sekali waktu anak-anak bertanya, dan minta dibacakan cerita. Terkadang Andini berkisah tentang mereka yang dikaitkan dengan ayat Al Quran. Bahwa semua yang kita lakukan tidak boleh melanggar aturan Allah.

Allah sudah memberikan aturan ketika manusia beraktivitas. Ketika Allah memberi petunjuk maka itu kebaikan buat dirinya. Andini banyak bersyukur kepada Allah atas karuniaNya selama ini. Ketaatannya pada hukum syara atau aturan Allah, karena ia rajin tilawah.

Kini tilawahnya sampai pada ayat yang baru disebutkan bahwa petunjuk Allah untuk kebaikan dirinya. Andini semakin paham ketika mendalami maknanya, ditambah menadaburi tafsirnya.

Al-Qur'an surat An-Naml Ayat 92:

وَاَنۡ اَتۡلُوَا الۡقُرۡاٰنَ‌ۚ فَمَنِ اهۡتَدٰى فَاِنَّمَا يَهۡتَدِىۡ لِنَفۡسِهٖ‌ۚ وَمَنۡ ضَلَّ فَقُلۡ اِنَّمَاۤ اَنَا مِنَ الۡمُنۡذِرِيۡنَ
Wa an atluwal Qur-aana famanih tadaa fa innnamaa yahtadii linafsihii wa man dalla faqul innamaaa ana minal munziriin
"dan agar aku membacakan Al-Qur'an (kepada manusia). Maka barangsiapa mendapat petunjuk maka sesungguhnya dia mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya, dan barangsiapa sesat, maka katakanlah, "Sesungguhnya aku (ini) tidak lain hanyalah salah seorang pemberi peringatan."

Dan di samping yang aku lakukan khusus buat diriku, aku diperintahkan pula agar aku membacakan semua ayat-ayat suci Al-Qur'an kepada manusia.

Maka barangsiapa mendapat petunjuk dari hasil penyampaianku, atau bacaan dan pemahaman Al-Qur'an yang kusampaikan, maka sesungguhnya dia mendapat petunjuk untuk kebaikan dirinya, dalam hal ini aku hanya berfungsi sebagai penyampai kabar gembira, dan barangsiapa yang enggan memperhatikan tuntunan Al-Qur'an sehingga dia sesat dan tidak menemukan jalan yang benar.

Maka katakanlah kepadanya dan kepada siapa pun juga, "Sesungguhnya aku ini tidak lain hanyalah solah seorang pemberi peringatan dari sekian banyak nabi dan rasul yang telah diutus sebelum aku. Hidayah ada di tangan Tuhan."

Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa Nabi Muhammad SAW diperintahkan supaya membacakan Al-Qur'an kepada manusia, untuk mengungkap makna dan rahasia yang terkandung di dalamnya, dan menyerap dalil-dalil tentang kekuasaan Allah yang dapat dilihat pada alam semesta.

Dengan demikian, beliau dapat menyelami hakikat hidup yang sebenarnya dan menerima limpahan karunia Allah kepadanya.
Nabi SAW mengulang bacaan ayat itu beberapa puluh kali sampai terbit fajar. Ketika membacanya tampaklah bagi beliau beberapa rahasia yang terkandung di dalamnya, sehingga beliau merasakan faedah membaca ayat Al-Qur'an serta memahami isinya, sesuai dengan firman-Nya:

ذَٰلِكَ نَتْلُوهُ عَلَيْكَ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ
Demikianlah (kisah Isa), Kami membacakannya kepada kamu sebagian dari bukti-bukti (kerasulannya) dan (membacakan) Al Quran yang penuh hikmah. (ali 'Imran 3: 58)

Firman Allah yang lain:

كَذَٰلِكَ أَرْسَلْنَاكَ فِي أُمَّةٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهَا أُمَمٌ لِتَتْلُوَ عَلَيْهِمُ الَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَهُمْ يَكْفُرُونَ بِالرَّحْمَٰنِ ۚ قُلْ هُوَ رَبِّي لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ مَتَابِ
Demikianlah, Kami telah mengutus kamu pada suatu umat yang sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumnya, supaya kamu membacakan kepada mereka (Al Quran) yang Kami wahyukan kepadamu, padahal mereka kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Katakanlah: "Dialah Tuhanku tidak ada Tuhan selain Dia; hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku bertaubat". (ar-Ra'd 13: 30)

Barang siapa yang mengikuti ajaran Al-Qur'an, beriman kepada Nabi Muhammad, dan menerima petunjuknya, maka sungguh ia telah menempuh jalan lurus menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.

Petunjuk itu adalah untuk kebaikan dirinya sendiri. Akan tetapi, barang siapa yang sesat, dan menyeleweng dari jalan lurus yang telah dirintis oleh Nabi, maka kemudaratan akan dirasakan oleh mereka sendiri.

Nabi SAW tidak akan menderita kerugian apa pun sebab tugas beliau hanya sekadar memberi peringatan sesuai dengan firman Allah:

وَإِنْ مَا نُرِيَنَّكَ بَعْضَ الَّذِي نَعِدُهُمْ أَوْ نَتَوَفَّيَنَّكَ فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلَاغُ وَعَلَيْنَا الْحِسَابُ
Dan jika Kami perlihatkan kepadamu sebahagian (siksa) yang Kami ancamkan kepada mereka atau Kami wafatkan kamu (hal itu tidak penting bagimu) karena sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja, sedang Kami-lah yang menghisab amalan mereka. (ar-Ra'd 13: 40)

Dan firman Allah:

فَلَعَلَّكَ تَارِكٌ بَعْضَ مَا يُوحَىٰ إِلَيْكَ وَضَائِقٌ بِهِ صَدْرُكَ أَنْ يَقُولُوا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ كَنْزٌ أَوْ جَاءَ مَعَهُ مَلَكٌ ۚ إِنَّمَا أَنْتَ نَذِيرٌ ۚ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ
Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan sebahagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya dadamu, karena khawatir bahwa mereka akan mengatakan: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan) atau datang bersama-sama dengan dia seorang malaikat?" Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah Pemelihara segala sesuatu. (Hud 11: 12)

Hidayah atau petunjuk itu datangnya dari Allah. Sedangkan Rasulullah SAW hanyalah diperintah Allah untuk menyampaikan semata. Terserah Allah mau memberikan petunjuk atau tidak.

Untuk itu, kita harus sungguh-sungguh dalam beribadah, demi meraih rida Allah dan agar Allah terus memberikan hidayah kepada kita. Membimbing dam mengarahkan langkah kita. Dan petunjuk itu harus dicari, bukan hanya berdiam diri.

Untuk alasan itulah, Andini terus bergerak dan berupaya semaksimal mungkin, demi meraih hidayah untuk kebaikan dirinya.

Wallahu a'lam bish shawwab

Posting Komentar

0 Komentar