Sejarah

6/recent/Sejarah-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

TANDA-TANDA PENCIPTAAN


Oleh: Yati Azim

Jika hari ini kita bisa dengan mudah melihat semut, burung, kupu-kupu, lalat, ayam, dan berbagai jenis makhluk hidup ciptaan Allah SWT yang bergerak. Yang sangat dekat dengan kehidupan kita. Yang mereka tampak nyata. Ya, tentu saja di balik kehadiran makhluk demikian pasti ada yang menciptakannya.

Jika hari ini kita pun bisa melihat tangan, kaki, mata, rambut, perut, dan sebagainya yang jelas ada pada sosok tubuh kita. Yang ia melekat jelas pada raga kita. Yang tampak nyata. Ya, tentu saja di balik segala yang ada ini pasti ada yang menciptakannya.

Tentu, segala yang ada di muka bumi ini termasuk binatang yang bergerak maupun tubuh kita pasti ada proses penciptaan. Lalu pertanyaannya, siapa yang memiliki kekuasaan dan kekuatan untuk menciptakan ini?

وَفِي خَلْقِكُمْ وَمَا يَبُثُّ مِنْ دَابَّةٍ آيَاتٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
"Dan pada penciptakan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini," (TQS. Al-Jasiyah: 4)

Ya, Dia adalah Allah SWT yang memiliki kuasa penuh atas kehidupan. Tak ada satupun makhluk yang mampu menyaingi apa-apa yang ada di muka bumi ini. Zat Allah SWT tak boleh sama sekali di samakan dengan manusia apalagi makhluk ciptaan-Nya. Sebab hasil ciptaan itu lemah, ia tergantung kepada Sang Pencipta.

Allah SWT, tak ada yang mampu menyaingi-Nya. Sebab Ia bukan makhluk tapi Ia Khalik. Sedangkan manusia, ia makhluk. Meninggikan Khalik adalah fitrah dari naluri tadayyun. Jika manusia sombong maka manusia itu sendiri yang gelisah. Sebab, fitrahnya tak ditempatkan pada wadah yang tepat.

Dengan melihat apa-apa yang ada di muka bumi ini, maka kita akan tau bahwa betapa luar biasa kuasa Sang Pencipta itu. Pencipta tak perlu perantara, sebab Allah SWT sangat dekat. Maha Melihat dan Maha Mendengar. Jika ada yang beranggapan Tuhan perlu perantara maka jelas Tuhan yang diyakini itu lemah. Jika ada yang beranggapan Tuhan itu banyak, lebih dari satu maka Tuhan itu lemah, padahal Sang Pencipta harus satu, Esa.

Cukuplah takwa membuat kita menjadi sebaik-baik hamba-Nya. Tak menduakan-Nya, apalagi menganggap kehadiran Sang Pencipta saat ini tak relevan masuk dalam ranah kehidupan manusia. Sungguh, munafik manusia yang abai dan tak peduli urusan takwa. Sebab, ia akan merana. Ia akan rugi. Padahal, hanya takwa yang menjamin kehidupan abadinya setelah mati.

Posting Komentar

0 Komentar