
Oleh: Yuyun Rumiwati
Manusia tempat salah dan lupa. Maka tidak heran jika manusia tak luput dari salah dan khilaf. Kecuali para rasul yang memang dijaga oleh Allah (Maksum).
Sebagaimana yang disampaikan oleh Allah dalam firman-Nya,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ وَمَنْ يَّتَّبِعْ خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ فَاِنَّهٗ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِۗ وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ مَا زَكٰى مِنْكُمْ مِّنْ اَحَدٍ اَبَدًاۙ وَّلٰكِنَّ اللّٰهَ يُزَكِّيْ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya dia (setan) menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan mungkar. Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorang pun di antara kamu bersih (dari perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (QS. An-Nuur: 21, Juz 18)
Syetan adalah musuh nyata manusia. Sejak awal membangkangnya syetan terhadap titah Allah, yang menolak bersujud (menghormati) Nabi Adam As, kemudian Allah menetapkan syetan sebagai makhluk yang akan kekal di neraka.
Namun, setan minta penangguhan hingga datangnya hari kiamat, dan ia beserta bala tentaranya berjanji akan menjerumuskan manusia. Allah pun memberi penangguhan.
Maka sejak itulah setan berusaha dengan segala cara untuk menjerumuskan manusia dari hal keji dan munkar. Maka Allah sampaikan hanya hamba-hamba-Nya yang taat dan ikhlas tidak akan terpedaya oleh godaan setan.
Dari sinilah manusia memang harus berhati-hati agar tidak mudah mengikuti tipu daya setan menganggap baik tindakan yang jelas bertentangan dengan titah rabb-Nya.
Selanjutnya manusia harus berharap dari Rahmat Allah dan tidak putus asa, karena Rahmat dan karunia-Nya amat luas. Bahkan dalam sebuah hadist Rasulullah menggambarkan, andai dosa manusia sebesar gunung, jika ia bertobat Allah akan mengampuni.
Inilah nikmat dan karunia serta kesempatan besar yang Allah berikan kepada orang mukmin (beriman). Maka, andai manusia tahu besaranya Rahmat dan ampunan-Nya, tidak akan pernah ia putus asa untuk memohon ampun atas tiap khilaf dan dosa.
Saat Allah berikan kesempatan hidup lebih, diberi kesempatan bertemu Ramadhan di bulan yang penuh ampunan ini. Sudah seharusnya umat mukmin, memaksimalkan waktunya untuk memohon ampun dengan sebenar-benarnya.
Yuk, di sepuluh hari Ramadan ini kita perbanyak istighfar. Jika Rasulullah yang telah dijamin masuk surga saja tiap harinya beristighfar minimal 70 kali. Bagaimana dengan kita yang penuh dengan dosa? Allahu a'lam bi shawab.
0 Komentar