
Oleh : Yuliati Sugiono
Sisi mukjizat Al-Quran, dia memberitahu masa yang lalu dan masa yang akan datang, semuanya ghaib. Kisah umat terdahulu, dan mengabarkan apa-apa yang akan terjadi di masa depan.
Al-Quran mengandung hukum alam yang belum diketahui ilmuwan, yang dinamakan mukjizat ilmiah.
Definisi i'jaz adalah pemastian kelemahan manusia dari hukum alam. Seperti menghidupkan orang mati adalah mukjizat nabi Isa, Al-Quran mukjizat abadi sampai kiamat yang merupakan mukjizat nabi Muhammad.
Sampai hari ini Al-Qur'an menantang manusia untuk mendatangkan yang semisal.
Selama manusia mampu melihat masa lalu dan meramal masa depan, sungguh Al-Qur'an telah mendatangkan perkara itu semua.
Ilmuwan mengarang jutaan buku, tidak bisa menandingi Al-Qur'an, yang seluruhnya mukjizat. Namun buku karangan ilmuwan kosong dari perkara 3 tadi, yaitu menceritakan masa lalu, masa datang dan ilmiah. Ini merupakan bukti dari ilmu Allah.
Yang dimaksud mukjizat Al-Quran adalah yang tergambar dalam gaya bahasa, menyampaikan makna-makna. Tergambar dalam uslubnya dalam bayan salah satu aspek dalam balaghah.
Orang Arab yang fasih memahami ini. Sungguh ini tergambar oleh Walid bin Mughirah, orang yang memusuhi dakwah. Dia bersaksi bahwa Al-Quran bukan termasuk syair. Bukan juga mantra sihir. Demi Allah perkataan al-Quran sungguh manis. Luar biasa padahal dia memusuhi Islam tetapi mengakui keunggulan Al-Quran.
Al-Quran datang dengan lafadz yang fasih dan indah. Menjelaskan cara beribadah, menasehati dan meluruskan, petunjuk untuk berakhlaq mulia. Di dalamnya terkandung makna makna yang luar biasa. Kekuatan manusia tidak bisa mengimbangi.
Mukjizat Al Qur'an ada pada gaya bahasa/uslubnya. Faktor-faktor yang menyusun uslubnya :
- Dari segi lafadz dan taraqib/susunan. Siapapun tidak mampu mendatangkan yang semisal.
- Dalam nadzom/irama. Al-Quran punya irama yang khas yang tidak ada pada perkataan manusia. Betapa lembut irama itu serasi dengan makna.
Al mulk neraka, apa tidak ada yang memberi peringatan? Kalimat pendek tapi mengena. Suara menggelegak, mengerikan karena neraka marah. Untuk merasakan ini kita harus menguasai bahasa Arab ada 13 cabang : nahwu, sharaf, balaghah, bayan, dsb.
- Mengandung makna yang bermacam sehingga syamilah sempurna dalam lafadz yang ringkas. Misal ayat tentang qisas, ketika ia menghindari membunuh maka ada kehidupan bagi yang lain.
Ayat tentang mengembalikan musa kepada ibunya yang dimana ibunya antri nyusui namun oleh Allah disusukan ke ibunya sendiri. Mukjizat yang lain adalah terkumpulnya makna makna yang banyak, contohnya di ayat persusuan. Fa'tuhunna ujurahunna, bayar si ibu yang menyusui anaknya karena sudah bercerai. Akhirnya ayat ini menyangkut semua hukum ijarah.
- Al-Qur'an menghasilkan suara yang bisa menyembuhkan. Masuk rumah baru membaca al-quran jadi suara yang dihasilkan bisa mengusir hal- hal yang buruk akan lari.
Umar bin Abdulaziz menerapkan Al-Quran di semua lini kehidupan, maka ini mukjizat.
Pengumpulan al-Quran dan penyusunannya. Dalam 3 fase :
- Masa Rasulullah
- Masa Abu Bakar
- Masa Utsman
Kami yang menurunkan dan menjanjikan menjaga al-Quran.
Sesungguhnya urutan ayat itu tauqifiyan berasal dari Allah. Allah memerintahkan pada rasul lewat wahyu. Untuk diletakkan di tempatnya.
Para sahabat juga mendengar dari rasul urutannya, mengikuti rasul. Tak ada yang mengingkarinya.
Pengumpulan al-Quran masa abu bakar. Pada Perang yamamah banyak yang meninggal yang hapal Al-Quran.
Sehingga Umar selalu mengingatkan Abu Bakar untuk mengumpulkan al-Quran. Menurut beliau tidak mudah dibandingkan memindahkan gunung lebih mudah baginya.
Suhuf di tangan Umar, kemudian meninggal di tangan Hafsah, dikumpulkan oleh Zaid bin Tsabit diikat tali dinamakan mushaf. Sampai pada level mutawatir.
Hudzaifah dikagetkan dengan perbedaan bacaan di wilayah yang baru ditaklukkan di Armenia, Utsman mengutus ke Hafshah meminta mushaf yang ditali tadi.
Hafshah mengirim pada Utsman, jika berbeda pendapat maka tulislah dengan lisan Qurais. Utsman mengirim masing-masing ke arah mata angin mushaf yang telah disalin tadi. Ada 4 salinan. Basrah, Syam, Madinah dan Kufah.
Waktu ditulis tidak ada titik. Penulisan Alquran berlangsung dengan berangsur-angsur generasi ke generasi sampai 300 tahun.
Ù„َÙŠْسَ بِØ£َÙ…َانِÙŠِّÙƒُÙ…ْ ÙˆَÙ„َا Ø£َÙ…َانِÙŠِّ Ø£َÙ‡ْÙ„ِ الْÙƒِتَابِ ۗ Ù…َÙ†ْ ÙŠَعْÙ…َÙ„ْ سُوءًا ÙŠُجْزَ بِÙ‡ِ ÙˆَÙ„َا ÙŠَجِدْ Ù„َÙ‡ُ Ù…ِÙ†ْ دُونِ اللَّÙ‡ِ ÙˆَÙ„ِÙŠًّا ÙˆَÙ„َا Ù†َصِيرًا
(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah. (QS An Nisa : 123)
Diantara mukjizat Al-Quran adalah sebagai syifa atau penyembuh. Dalam sebuah riwayat dikabarkan pasukan perang sampai di sebuah kabilah. Kaum Arab terkenal dengan kebaikan menjamu tamu meskipun tidak saling kenal. Namun kabilah ini tidak mau menjamu tamu.
Sampai kepala kabilahnya tersengat kalajengking maka kemudian disembuhkan dengan dibacakan al Fatihah oleh Abu Bakar. Sebagai imbalannya diberikan seekor kambing untuk dimakan.
Maka ayat-ayat Al-Quran jika dibaca sesuai tajwid dan nadzomnya maka bisa sebagai obat, bukan hanya obat fisik tapi psikis juga, karena yang namanya syar atau keburukkan berasal dari manusia dan jin, bisa disembuhkan dengan tilawah Al-Quran. Pada orang yang bacaannya sesuai dengan tajwid bisa merukyah dengan tilawah ayat-ayat Al-Quran.
Pelajaran bagi kita untuk selalu belajar tajwid dan tahsin, memperbaiki bacaan sesuai makhrojnya karena selain berpahala juga ada mukjizat di dalamnya yaitu sebagai syifa.
0 Komentar