
Oleh: Yuyun Rumiwati
Ramadan sebaik-baik bulan. Dimana Allah turunkan Al-Qur'an, sebaik-baik pedoman bagi manusia. Al-Qur'an adalah mu'jizat Rasulullah yang bisa dirasakan hingga sekarang. Meski, sang pembawa risalah ini telah tiada. Inilah sebaik-sebaik mu'jizat. Tidak lenkang oleh zaman dan tempat.
Maka layak jika kemuliaan dan kekuatan umat ini bisa bertahan 13 abad karena berpegang erat dengan Al-Qur'an. Dialah sebaik-baik warisan yang nabi tinggalkan. Barang siapa yang berpegang dengannya Allah jamin tidak akan pernah tersesat.
"Ketahuilah, kaum muslimin tidak pernah mundur dari posisinya sebagai pemimpin dunia selama berpegang teguh pada agamanya."
(Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani). Ucapan ulama' besar ini pun telah terbukti. Bagaimana kondisi miris dan prihatinnya umat saat mereka tidak lagi berpegang pada aturan Islam (Al-Qur'an). Masalah demi masalah umat terus menerpa. Musuh-musuhnya dengan mudah mengambil hak-hak ummat dengan rakusnya.
Apa yang terjadi di Palestina saat ini menjadi bukti nyata. Israel yang notabene minoritas di sana dan congkak mencaplok tanah Palestina tanpa ada perlawanan dan penolakan tegas dan nyata oleh negeri-negeri Islam di sekitarnya semua serasa tak mampu berbuat apa-apa selain hanya kecaman retoris tanpa makna.
Belum lagi munculnya penguasa (orang yang tidak merdeka) dalan kekuasaan oligarki tidak bisa terelakkan. Segala keputusan dan kebijakan hanya menjadikan rakyat sebagai stempel untuk memuluskan kebijakan zalimnya. Karena pada hakikatnya kinerja penguasa ini bukan lagi tulus untuk rakyatnya. Tapi tak lebih untuk melayani kepentingan para majikannya yang telah membiayai dalam pesta demokrasi hingga ia menduduki kursi penguasa.
Masih berharap dengan sistem hina dan menghinakan ini? Sebagai hamba Allah yang Allah bekali akal yang sehat untuk berfikir, tentu kejadian yang kita dan anak-anak kaum muslimin alami membuat kita tidak rela.
Segala upaya untuk berubah dan melawah kezaliman ini pun akan senantiasa muncul dari generasi umat ini.
Namun, pertanyaannya apakah ikhtiar perubahan ini sudah tepat sesuai dengan metode yang dicintohkan Rasullah? Atau sekedar tuntutan perubahan yang terbatas pada sosok pemimpin?
Karenanya, dengan mencermati proses pergantian dari rezim ke rezim, dari presiden ke presiden berikutnya. Tidak ada perubahan signifikan untuk mengembalikan umat ini pada posisi seharusnya (pemimpin bagi orang-orang bertakwa), sebagaimana generasi terbaik sebelumnya.
Karena itu sudah saatnya semua potensi umat ini disatukan dalam visi misi sama kembali mulia dengan Al-Qur'an. Kembali jaya dengan penerapan Al-Qur'an dalam tiap lini kehidupan. Hingga gambaran ayat berikut terwujud dalam kehidupan ini.
ÙˆَÙ…َآ اَرْسَÙ„ْÙ†ٰÙƒَ اِÙ„َّا رَØْÙ…َØ©ً Ù„ِّÙ„ْعٰÙ„َÙ…ِÙŠْÙ†َ
"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam." (QS. Al-Anbiya': 107, juz 17).
Allahu a'lam bi shawab.
0 Komentar