
Oleh: Umi Rizkyi
Pada dasarnya semua makhluk hidup di dunia ini telah memiliki jatah masing-masing. Terutama bagi manusia. Baik jatah usia, jodoh, rejeki dan lain sebagainya. Semua telah ditentukan sebelum manusia itu lahir di dunia. Ibaratnya manusia belum diciptakan jasadnya sepenuhnya di dunia, namun catatan tentang dirinya telah tercatat rapi di dalamnya. Misalnya terkait kelahirannya, jodohnya, rejekinya, nasibnya jadi apa (pegawai negeri, petani, dokter, pengusaha dan lain-lain).
Oleh karena itu maka sebagai seorang muslim hendaknya yakin akan hal-hal yang berkaitan dengan ketentuan-ketentuan Allah SWT yang telah pasti dan tak bisa dirubah lagi. Contohnya mati, jodoh, kecelakaan, sakit, musibah, bencana dan lain sebagainya.
Begitu juga terkait dengan rejeki setiap manusia. Semua telah tertakar oleh-Nya. Baik jenis rejekinya, jumlahnya maupun kadar ujian untuk mendapatkan rejeki tersebut. Ada yang ringan, sedang dan ada pula yang berat. Misalnya seorang petani akan bersusah payah untuk mendapatkan rejekinya. harus bercocok tanam, merawat, memelihara tanaman hingga panen pun tiba.
Berbeda dengan seorang pengusaha sukses, yang telah memiliki banyak cabang, rekan kerja, mitra, marketer hingga reseller sehingga hanya akan fokus kepada pembinaan mitra-mitranya tersebut. Tidak lagi bersusah payah untuk untuk menjual produk yang dia tawarkan. Istilahnya ia hanya tinggal Omong doang, rejeki akan deras mengalir.
Hal tersebut akan jauh berbeda dengan seorang ahli. Misalnya dokter ahli paru. Maka satu pasien saja, sekali konsultasi dan resep obat akan mendapatkan ratusan bahkan jutaan rupiah. Baik dalam sehari maupun hanya hitungan jam saja, bahkan hanya hitungan menit.
Dalam masalah rejeki, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)." (QS. Hud[11]:6).
Dalam ayat ini hendaknya menambah keimanan bagi setiap muslim terkait dengan rejeki. Baik jumlahnya, tempatnya, bagaimana untuk meraihnya, seberapa berat kadarnya, dan di mana penyimpanannya. Semua telah di nash kan oleh Allah SWT langsung untuk seluruh manusia di dunia.
Namun demikian, tak sedikit orang yang merasa bahwa dirinya dan karena usahanyalah sehingga ia mendapatkan dan memiliki apa yang ada pada dirinya saat ini. Baik mobil, rumah mewah, perusahaan yang maju pesat, jabatan yang diperolehnya dan apapun yang ada pada dirinya seolah-olah semua itu karena usaha dan upayanya semata.
Mereka tak menyadari akan peran dan penting keberadaan Allah SWT dalam setiap apapun yang ada dan terjadi pada dirinya. Termasuk rejeki yang ada pada dirinya. Semua itu akan terjadi jika Allah SWT menghendaki.
Begitu pula mengenai rejeki, seberapa keras dan upaya seseorang untuk mendapatkan rejeki itu jika Allah SWT tidak menghendakinya, maka usahanya sia-sia hanya lelah, dahaga dan keputusasaan yang didapatkannya. Dan apa yang diinginkan tak akan terjadi dan tak akan dia dapatkan.
0 Komentar