
Oleh: Yuliati Sugiono
Marhalah atau tahapan dakwah ada 3 yaitu :
- Pembinaan dan pengkaderan.
- Interaksi dengan umat.
- Penerapan hukum Islam dengan berdirinya Daulah Islamiyah.
Tahapan dakwah yang pertama adalah pembentukan pribadi istimewa dengan pembinaan. Rasulullah menyampaikan dakwah kepada orang-orang terdekat beliau seperti Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar sehingga memiliki syaksiyah Islamiyah yang bersandar kepada aqidah Islam.
Ini dilakukan dengan mencela kepada penyembahan berhala dan dukun.
"Agama apa ini?" tanya Abu Thalib.
"Ini agama bapak kita Ibrahim, Allah mengutusku menyebarkan risalah, wahai Paman engkau orang yang paling berhak aku dakwahi kepada hidayah dan orang yang paling berhak menolongku."
"Sesungguhnya aku tidak mampu memisahkan diri dari agama leluhurku."
Iman kepada rukun iman adalah keimanan yang jazm atau pasti. Rasulullah memulai dakwah secara rahasia. Abu Bakar, Ja'far, dan Bilal mengemban dakwah. Orang yang pertama berdakwah ini menanamkan pilar-pilar daulah.
Ketika wahyu turun disampaikan secara talaqiyan fikriyan kepada sahabat. Transfer mafhum disampaikan secara proses berpikir. Menerima tsaqofah, yaitu ilmu yang dipengaruhi aqidah. Memperkuat hubungan mereka dengan Allah.
Marhalah kedua. Masyarakat Mekah mendengar adanya agama baru ini. Mereka memeluk dan mempelajarinya. Dan serulah kerabatmu terdekat. Maka Rasulullah berdakwah secara terang-terangan. Rasulullah mulai mencela sesembahan mereka dan membongkar makar-makar mereka.
وَلَمْ يَكُنْ لَهُمْ مِنْ شُرَكَائِهِمْ شُفَعَاءُ وَكَانُوا بِشُرَكَائِهِمْ كَافِرِينَ
Dan sekali-kali tidak ada pemberi syafa'at bagi mereka dari berhala-berhala mereka dan adalah mereka mengingkari berhala mereka itu. (QS Ar Rum :13).
Ketika Abu Thalib melihat Muhammad membodoh-bodohi sesembahan mereka, dia merayu Muhammad meninggalkan dakwah.
Tapi nabi Muhammad menjawab "Seandainya bulan di tangan kiriku, matahari di tangan kananku, Aku tidak akan meninggalkan dakwah ini."
Ini perumpaan yang luar biasa karena tidak mungkin matahari di tangan, tapi ini menunjukkan keteguhan Muhammad dalam dakwah.
Seringkali orang belum memahami mengapa dakwah harus diluar sistem. Padahal di dalam sirah secara gamblang dijelaskan bahwa nabi Muhammad berdakwah di luar sistem. Ini tergambar dalam dialog antara beliau dengan pamannya yaitu Abu Thalib.
"Wahai Muhammad apa sebetulnya yang Engkau inginkan? Jika Engkau ingin jabatan, Kami akan mengangkatmu sebagai raja, jika Engkau ingin perempuan, semua perempuan tercantik akan Kami berikan."
Namun nabi Muhammad bergeming. Beliau tetap memilih jalan dakwah. Akhirnya Abu Thalib menyerah.
Abu Thalib berkata "Pergilah dan katakan apa yang ingin kamu katakan, Aku tidak akan menyerahkan kamu selamanya."
Tidak berhasil lewat Abu Thalib, kafir Quraisy pun mencoba cara politis, Walid bin Mughirah menyampaikan desas-desus bahwa Muhammad ini penyihir. Sampai kemudian tawaran untuk bergantian menyembah. Sehari menyembah Allah, sehari menyembah berhala. Maka turunlah surat Al Kafirun.
Tawaran itu semua tidak dilirik. Ini menunjukkan Rasulullah tidak masuk di dalam sistem.
Marhalah ketiga mendirikan negara. Rasulullah terus membongkar kesalahan aqidah mereka dan menunjukkan yang benar. Hanya saja masyarakat Mekah itu membeku, pemikirannya tidak bisa diganti.
Membeku disebabkan kesombongan mereka. Rasulullah juga meminta bantuan pada orang yang datang ke Mekah sampai Allah menyiapkan penduduk Madinah menyambut Islam. Kemudian Rasulullah hijrah ke madinah mendirikan Daulah Islamiyah.
Maka ini metode yang syar'i untuk mendirikan Daulah Islamiyah. Pengemban dakwah harus konsisten dengan tiga marhalah ini untuk melanjutkan kehidupan Islam.
Rasulullah orang yang pemikirannya bening dan bersih. Awalnya hanya Rasulullah yang punya syaksiyah Islamiyah kemudian membentuk yang lain menjadi jaringan yang satu, yang membuat bersatu adalah fikrah dan thariqah.
Kemudian terjadilah pengobatan yang manjur, si kutlah menyuntik masyarakat sehingga obat masuk membunuh bakteri kemudian mati. Maka tubuh jadi sembuh. Darah kehidupan, terjadi keserasian di masyarakat yang khas.
Masyarakat ini akan bergerak menyamakan fikrah dan menyebarkan kesehatan dan menyatukan dengan Daulah Islamiyah yang sudah ada.
Dengan demikian menjadi tubuh sehat dan bakteri mati. Jika sudah ada daulah dilakukan dengan jihad.
Penyakit di masyarakat bisa diketahui dengan apa pemikiran, aturan yang diterapkan di masyarakat. Maka jelas apa yang seharusnya dilakukan sebagai sebuah kutlah.
Maka pemikiran yang diadopsi hanya yang penting-penting saja. Bagi pengemban dakwah tidak hilang kesabaran mereka dalam mengemban dakwah ini terus berjalan, InsyaAllah akan sampai ke tujuan, meski melalui perjalanan yang melelahkan.
Diantara orang beriman itu ada yang menepati apa yang dijanjikan oleh Allah. Ada yang gugur, ada yang menunggu-nunggu dan tidak berubah janji Allah.
Jadi perubahan masyarakat ghairu mutamayiz dengan diadakan pengkaderan. Ketika sudah dominan masyarakat ini dengan orang-orang yang terbina maka mereka tidak akan betah dengan sistem kufur. Sehingga mereka menginginkan sistem Islam. Sehingga perubahan ini dari dalam melalui jalur umat.
Jalur umat ini tidak masuk di dalam sistem tapi diluar sistem. Karena jika masuk di dalam sistem maka akan berkubang dengan lingkaran sistem yang ada.
Perubahan dari luar bisa terjadi jika sudah ada Daulah Islamiyah dengan berjihad. Bila belum ada Daulah Islamiyah maka yang diubah masyarakatnya dulu. Wallahu a'lam bish shawwab.
0 Komentar