Sejarah

6/recent/Sejarah-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

H. Imam Wahyono, S.ST: ADA SATU PERINTAH ALLAH ﷻ YANG BELUM KITA LAKSANAKAN


Pada hari ini saudara kita yang telah melaksanakan ibadah Haji telah mulai meninggalkan tanah suci, kembali ke rumah masing-masing dengan perasaan gembira karena telah melaksanakan ibadah Haji.

"Semua yang mengaku dirinya beriman tentu berkeinginan untuk dapat beribadah haji dan wajib hukumnya bagi seorang muslim," ucap H. Imam Wahyono, S.ST pada acara Kaffah Perspective dengan tema: Haji Mabrur Penggerak Perubahan, Sabtu, 8 Juli 2023.

H. Imam Wahyono, S.ST mengingatkan, ketika kita berharap mendapatkan Haji Mabrur maka kita akan berhati-hati dalam melaksanakannya dan tidak akan berani meninggalkan rukun-rukunnya, serta tidak berani mengurangi jumlah syarat rukunnya demi mendapatkan Haji yang Mabrur.

"Mabrur sendiri para ulama menjelaskan yakni dia tidak melaksanakan maksiat ketika melaksanakan Haji dan dia tidak berbuat maksiat setelah Haji," ungkapnya.

Memaknai ibadah Haji bukan saja memenuhi dimensi ruhiyah (spiritual). Ibadah haji juga memenuhi dimensi siyâsiyah (politik) dan perjuangan. Bahkan ketika ibadah Haji telah mereka laksanakan, mereka terus berkumpul sesama Haji dan melakukan pengajian rutin demi mempertahankan predikat Mabrurnya.

Jika melihat sejarah ketika zaman penjajahan, ibadah haji menjadi salah satu penggerak semangat anti kolonialisme dan mendorong persatuan umat untuk melawan para penjajah, salah satunya ada pada peristiwa pemberontakan petani Banten 1888 yang dipimpin sejumlah tokoh haji melawan penjajah Belanda. Mereka terinspirasi dari para tokoh umat lainnya saat mereka berada di Makkah.

Akibatnya, pemerintah kolonial Belanda mulai waspada dan berinisiatif untuk mengawasi orang-orang di Nusantara yang tiba-tiba memiliki watak revolusioner setelah kembali dari ibadah haji.

"Seruan haji telah kita laksanakan, seruan sholat telah kita laksanakan, seruan puasa-pun kita telah laksanakan, tetapi ternyata ada satu perintah Allah yang sama seperti perintah saum di bulan ramadhan belum kita laksanakan 'hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu qisas' tetapi ini belum kita laksanakan," tambahnya.

Oleh karena itu Haji Mabrur ini harus kita jadikan dorongan untuk senantiasa taat kepada Allah SWT serta menjadi pribadi perubahan yang merubah hukum yang belum Islam menjadi hukum Islam, aturan yang belum Islam menjadi aturan Islam.

"Semoga Allah SWT memberikan kepada kita Haji yang Mabrur dan Mabruron hingga kita diwafatkan Allah SWT, Aamiin." pungkas H. Imam Wahyono, S.ST. [Diaz]

Posting Komentar

0 Komentar