
Momen hijrah adalah momen perubahan dimana dahulu Nabi Muhammad ï·º dan para sahabat melakukan perjalanan dari Darul Kufur menuju Darul Islam.
Pengamat Politik Ustadz H. Drs. Muhammad al-Fakkar menyikapi momentum hijrah sebagai kebutuhan masyarakat yang sangat penting, karena kondisi saat ini begitu carut-marut dari banyaknya kasus korupsi, nepotisme, pergaulan bebas, kerusakan alam, penguasaan tambang dan beragam masalah yang mendera bangsa ini sehingga membutuhkan perubahan.
"Saat ini sekulerisme berkembang menjadi-jadi sehingga masyarakat secara umum tidak bisa lagi membedakan Islam yang ritual saja ataukan Islam politik," ucapnya pada acara Dialog Muharram: 'Saatnya Hijrah Kaffah', Minggu (30/07/2023).
"Umat tidak sadar bahwa Islam tidak hanya ritual saja tapi bahwa Islam mengatur persoalan individu sampai negara," tambahnya.
Perubahan sejatinya terjadi secara alamiah, namun kemana perubahan itu mengarah haruslah by design yaitu Hijrah Kaffah dari sistem jahiliyah menuju sistem Islam. Sedangkan dalam perubahan ada dua jenis, yaitu perubahan formal dan perubahan informal.
"Perubahan formal itu mengikuti aturan formal yang sudah di bakukan, jika perubahan tidak bisa terjadi di jalan formal, barulah menempuh jalur informal, dan perubahan formal pun bisa terjadi dengan jalan informal seperti saat orde lama, orde baru," ungkapnya.
Bagi seorang muslim, hijrah adalah keniscayaan dalam menempa diri agar menjadi semakin Islami demi mengharap ridho Allah ï·». Namun, apakah pantas seorang muslim mencukupkan diri pada hijrah individu?
"Menetapkan target hijrah pada level mana tetapkan dulu, setelah level tujuan ditetapkan maka metodenya akan mengikuti, tapi apakah konteks maksimal seorang muslim dan tujuan kita hanya sampai level individu? Seharusnya usaha maksimal kita akan mengantarkan kita sampai pada level negara," pungkasnya. [diaz]
0 Komentar