Sejarah

6/recent/Sejarah-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

TANDA-TANDA KUASA ALLAH TERHAMPAR DI LANGIT DAN BUMI


اِنَّ فِى السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ لَاٰيٰتٍ لِّلۡمُؤۡمِنِيۡنَؕ
Sungguh, pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang mukmin. (QS. Al-Jatsiya [45]: 3)

Sebagai bukti Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, dapat dilihat pada kejadian langit, bumi, pada diri manusia dan pada binatang yang beraneka ragam macamnya. Bahwa di langit dan di bumi, banyak sekali terdapat tanda-tanda kekuasaan dan keperkasaan Allah. Orang yang berpikiran sederhana, pasti akan berkesimpulan bahwa di balik kejadian langit dan bumi beserta semua yang ada di antaranya, tentu ada zat yang Maha Pencipta lagi Maha Kuasa. Apalagi orang yang tinggi ilmunya, tentu lebih dapat memahaminya lagi.

Penciptaan langit, bumi dan isinya yang sangat menakjubkan sebagai tanda keagungan dan kekuasaan Allah bagi orang beriman, dan menunjukkan Allah-lah yang berhak disembah bukan selain Dia.

Orang yang beriman bukan yang lainnya, karena merekalah yang dapat mengambil manfaat bahwa pencipta langit dan bumi adalah Allah, maka mereka tidak menyembah kecuali kepada-Nya.

Allah menjelaskan bahwa tanda-tanda kekuasaan Allah yang ada di langit dan di bumi itu menjadi tanda dan bukti wujud dan kekuasaan Allah bagi orang-orang yang beriman. Dengan memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah yang ada di langit dan di bumi itu, orang yang berjiwa bersih, berpikiran sehat yang ingin mencari kebenaran dan tidak dipengaruhi oleh godaan setan tentulah akan menjadi orang yang menerima kenyataan bahwa Al-Qur'an yang diturunkan kepada Muhammad saw itu benar-benar wahyu dari Allah yang harus dilaksanakan oleh setiap manusia yang ingin hidup bahagia di dunia dan di akhirat nanti.

Sebaliknya, jiwa seseorang yang dikotori oleh noda-noda kemaksiatan, pikiran yang telah dibelenggu oleh kepercayaan syirik telah tergoda oleh tipu daya setan, maka bagaimana pun jelas dan cerahnya tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah, mereka tidak akan dapat merasakan dan menghayatinya. Karena itu, mereka tetap bergelimang dalam kekafiran dan kemaksiatan.

Tanda-tanda kekuasaan Allah tersebar baik di langit maupun di bumi. Sebagai contoh adalah berkaitan dengan benda-benda langit seperti terurai pada AL-Qur'an surat Al -An'am ayat 96 dan 97:

فَالِقُ الْاِصْبَاحِۚ وَجَعَلَ الَّيْلَ سَكَنًا وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِ وَهُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ النُّجُوْمَ لِتَهْتَدُوْا بِهَا فِيْ ظُلُمٰتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِۗ قَدْ فَصَّلْنَا الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ
Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketetapan Allah Yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui. Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Kami telah menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang-orang yang mengetahui. (QS. Al-An'am [6]: 96-97).

وَمِنْ اٰيٰتِهِ الْجَوَارِ فِى الْبَحْرِ كَالْاَعْلَامِ ۗ
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah kapal-kapal (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung. (QS. asy-Syura [42]: 32)

Allah menerangkan bahwa sebagian dari tanda-tanda kekuasaan, kebesaran dan keperkasaan-Nya ialah ditundukkan-Nya laut bagi manusia hingga kapal bisa berlayar di laut laksana gunung besar atau satu perkampungan di atas air.

Mengibaratkan kapal-kapal berlayar seperti gunung-gunung. Ayat ini mengisyaratkan pula, bahwa sesungguhnya gunung-gunung itu juga bergerak, sesuatu yang sulit dicerna bagi orang awam, namun sesuatu yang sudah diterima dalam ilmu geologi. Seperti sering dikatakan oleh para ahli geologi bahwa gunung-gunung sesungguhnya mengapung seperti layaknya kapal-kapal mengapung di samudra.

Dalam ayat ini, Allah justru memperlihatkan bahwa kapal yang berlayar itu ibarat gunung, yang bagi orang awam tentu sulit memahaminya. Bagi orang awam gunung-gunung itu tampak diam. Gunung-gunung (dalam hal ini sebagai bagian kontinen/benua) pada kenyataannya memang mengapung di atas astenosfer dan bergerak seperti halnya kapal yang berlayar.

Di atas, di mana gunung-gunung yang menurut awam tetap di tempatnya, ternyata mengapung dan bergerak. Walaualam [Ryah]

Posting Komentar

0 Komentar