
Narator Muslimah Media Center (MMC) mengemukakan bahwa pencemaran udara yang terjadi saat ini adalah hasil penerapan sistem ekonomi kapitalisme.
"Kerusakan lingkungan, termasuk pencemaran udara yang terjadi saat ini adalah bagian dari hasil penerapan sistem ekonomi kapitalisme," ujarnya dalam tayangan Serbi-Serbi: Kualitas Udara Jakarta kian Buruk, Hasil Penerapan Kapitalisme, di kanal YouTube MMC, Minggu (13/8/2023).
Ia mencontohkan, kualitas udara Jakarta yang terus memburuk dalam beberapa waktu terakhir.
"Setiap hari, warga Jakarta tidak terhindarkan dari menghirup udara yang tercemar yang dapat mengancam kesehatan mereka," ungkapnya.
Pasalnya, Narator melanjutkan, sebuah riset mengatakan bahwa pengendalian emisi dari sektor transportasi tidak cukup untuk menangani polusi udara di Jakarta.
"Sebab ada sebuah fenomena yang disebut pencemaran udara lintas batas, di mana polusi dari daerah-daerah kawasan industri berpindah ke Jakarta," lanjutnya.
Ia kemudian menerangkan, terjadinya pencemaran udara tentu erat kaitanya dengan kebijakan pembangunan yang diterapkan hari ini yaitu kapitalisme.
"Sistem ekonomi kapitalisme memandang bahwa kebutuhan manusia itu tidak terbatas sehingga harus ada upaya proses produksi besar-besaran yang dilakukan masyarakat, khususnya mereka yang memiliki modal," terangnya.
Alhasil, Narator mengatakan, seluruh sumber daya alam (SDA) di eksploitasi secara besar-besaran untuk mendukung industrialisasi.
"Pintu investasi pun harus dibuka secara besar-besaran oleh pemerintah. Ketika investasi terbuka maka kebijakan di ruang tersebut akan dikendalikan oleh investor (kapitalis)," ucapnya.
Mirisnya, Ia membeberkan, pada saat pengembangan industri tidak bisa dikendalikan, kelestarian lingkungan juga diabaikan karena dipandang hanya akan mengurangi keuntungan para kapitalis pemilik modal.
Narator lanjut menuturkan, negara sendiri abai terhadap pengurusan urusan rakyatnya. Menurutnya, upaya penyelesaian polusi udara hanya bersifat tambal sulam, tidak menyentuh akar persoalan.
Faktanya ia pun menegaskan, hingga hari ini tidak ada upaya penertiban industri-industri yang tersebar luas di Jabodetabek terhadap limbah yang dihasilkan.
"Inilah potret dari kerusakan sistem ekonomi kapitalisme terhadap eksploitasi sumber daya alam untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya," sesalnya memungkasi. [] Muhar
0 Komentar