
Berkaitan ramainya kabar pembangunan patung Soekarno, Direktur Pamong Institute Wahyudi al-Maroky berujar, pembangunan patung merupakan kemunduran peradaban dan bisa menjadi perantara dosa.
"Itu kemunduran! Dan itu kan, bisa menimbulkan wasilah (perantara) untuk membuat orang berdosa. Pasti dosanya juga mengalir kepada orang yang memberikan wasilah itu," ujarnya dalam program Barometer: Lebih Baik Mana, Patung atau Sekolah? di kamal Youtube Megapolitan News Forum (MNV TV.id), Rabu (30/8/2023).
Menurutnya, resiko yang penting untuk dipahami adalah orang akan mengultuskan atau menyucikannya.
"Maka, ini membuat orang lain menjadi jauh dari agama (Islam)," tandasnya.
Wahyudi menjelaskan, dalam tradisi umat manusia bahwa dari zaman Nabi Ibrahim A.s. sudah diperintahkan untuk menghancurkan patung.
Kemudian di zaman Nabi Muhammad Saw., Wahyudi melanjutkan, ketika terjadi pembebasan Kota Makkah juga patung-patung berhala di sekitar Ka'bah dibersihkan yang itu menunjukkan bahwa orang tidak perlu lagi melakukan pengultusan kepada patung-patung itu.
"Kalau mau berdoa, langsung saja kepada Allah Swt.," tegasnya.
Artinya, Wahyudi memandang, bahwa secara peradaban manusia, hal itu juga adalah tanda mundurnya peradaban, jauh ke zaman sebelum Nabi Ibrahim A.s.
"Jelas, kita sudah mundur peradaban dari peradaban modern yang harusnya (fokus) membangun ruang kelas, membangun sekolah dan membangun kampus (untuk kemajuan pendidikan dan peradaban)," jelasnya.
Wahyudi lantas mengingatkan, bagi orang yang sudah meninggal itu mestinya didoakan, supaya mendapatkan keringanan atau kemudahan hisab di akhirat.
"Yang diperlukan (bagi siapapun yang sudah meninggal) itu. Bukan patungnya," pungkasnya memberikan nasihat kebaikan. [] Muhar
0 Komentar