Sejarah

6/recent/Sejarah-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

HUKUM ALLAH DICAMPAKAN, RAYAH TV: SUDIKAH RASUL MEMBERIKAN SYAFAATNYA?


Berkaitan dengan realitas dicampakannya hukum Allah SWT dalam sistem politik dan pemerintahan demokrasi yang diterapkan saat ini, Narator Rayah TV pun turut mempertanyakan, sudikah Rasulullah SAW memberikan syafaatnya?

"Sudikah Rasul memberi syafaatnya pada kita? Sementara hukum Allah kita campakkan dan demokrasi kita terapkan," ujarnya pada Tayangan: Cinta Nabi Perlu Bukti, Pilih Jalan Nabi Bukan Demokrasi, Minggu (1/10/2023) di kanal YouTube Rayah TV.

Ia membeberkan bahwa syariat Rasul telah jelas mengharamkan miras, judi, riba dan pajak. Tapi realitasnya di negeri demokrasi ini, hal yang diharamkan tersebut justru boleh bahkan wajib diterapkan.

"Maafkan kami ya Rasulallah! Maafkanlah kami di saat Adam Smith, Karl Max, Aristoteles diikuti sedangkan dirimu dijauhi," rintihnya.

Narator lanjut mengungkapkan, saat Allah SWT dan Rasul-Nya perintahkan hudud, jihad dan qishas, tapi di negeri ini semua hukum-hukum itu dianggap radikal dan bertentangan dengan HAM.

Daulah Islam atau Khilafah yang Rasulullah SAW contohkan, sambungnya, di negeri ini malah dianggap kuno dan tak masuk akal.

"Beri kami kesempatan wahai Rasul, untuk buktikan cinta sesungguhnya. Cinta Nabi sepenuh hati, tanpa tapi tanpa nanti. Kami rindu, kami rindu negeri ini diatur oleh apa yang telah engkau contohkan," lirihnya.

Ia lantas menyatakan kerinduannya kepada Rasulullah SAW. "Kerinduan pada syariat Islam sebagaimana yang telah engkau terapkan di Madinah (ya Rasul)," serunya.

Narator kemudian menegaskan, andai Kaum Muslim hari ini menerapkan hukum-hukum fiqih dan syariah agama ini sebagaimana generasi pendahulu mereka pada masa lalu, niscaya mereka menjadi umat yang paling maju. "Dan paling bahagia," pungkasnya mengakhiri. [] Muhar

Posting Komentar

0 Komentar