
Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) memandang bahwa krisis Palestina adalah pesoalan agama, bukan sebatas soal kemanusiaan.
"Jika sekarang ini, ada orang bicara bahwa tentang Palestina itu intinya adalah soal kemanusiaan (tidak terkait agama), maka pikiran itu ditolak keras oleh Islam," tegasnya dalam program Fokus to The Point: Masalah Palestina Jangan Bawa-bawa Agama? Di kanal YouTube UIY Official, pada Selasa (24/10/2023).
Ia menerangkan, risalah Islam disebut sebagai dinul kamil wa syamil (agama yang sempurna dan menyeluruh). Artinya, tidak ada celah kelemahan di dalamnya.
"Tidak ada bagian dari kehidupan manusia baik individu, keluarga, maupun kehidupan masyarakat, negara, bahkan dunia yang lepas dari Islam," terangnya.
Jadi, kata UIY, bagaimana bisa, permasalahan Palestina dilepaskan dari agama Islam?
Apalagi, lanjut UIY, faktanya Palestina itu lekat sekali dengan akidah Islam.
"Kan kalau bicara Palestina, kita pasti ingat Baitul Maqdis, kita pasti ingat Masjidil Aqsha', kita pasti ingat Isra" Mi'raj, kita pasti ingat Nabi Muhammad, kita pasti ingat apa yang terjadi di sepanjang Isra' dan Mi'raj itu," ucapnya.
Ia juga menuturkan, kalau melihat penderitaan di Palestina, maka perhatian terhadap orang yang menderita di sana, itu juga adalah perhatian yang dianjurkan oleh Islam.
"Kemanusiaan itu, harus ditundukkan pada ajaran Islam. Kalau semata-mata kemanusiaan, itu sesungguhnya kita berada pada area yang tidak ada batasnya, tidak ada ketentuannya," tuturnya.
Ia lantas mengkritisi, apa dasar hukumnya, untuk mengatakan sesuatu itu boleh atau tidak boleh kalau berdasarkan kemanusiaan?
"Jadi, tidak pernah ada kemanusiaan untuk kemanusiaan, kemanusiaan untuk humanity. Tapi kemanusiaan untuk agama, atau agama yang kemudian mengajarkan kita untuk punya perhatian terhadap persoalan-persoalan kemanusiaan," jelasnya.
UIY kemudian memberikan pandangan bahwa seorang muslim dalam setiap perbuatannya, harus selalu terikat dengan kesadaran hubungannya dengan Allah SWT (sebagai Tuhannya).
"Dengan itu kita berharap, perbuatan kebaikan kita itu menjadi bagian dari ibadah. Dan karenanya, kita mendapatkan pahala dari Allah SWT," gugahnya.
Ia pun memertanyakan, bagaimana bisa mendapatkan pahala kalau tidak pernah menghubungkan itu semua dengan Allah SWT?
Karena itu, UIY mengingatkan, suatu kerugian besar orang yang melakukan kebaikan itu karena sekadar soal kemanusiaan.
Hal Itu berarti, kata UIY, telah memisahkan antara amal dengan kesadaran hubungan manusia dengan Allah SWT.
"Kalau tidak bawa-bawa agama, lalu dengan semangat apa untuk menolong saudara kita yang ada di dalam kesusahan itu?" Ujarnya memungkasi. [] Muhar
0 Komentar