Sejarah

6/recent/Sejarah-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

BAHAS SOLUSI PALESTINA, HIPOSIS HADIRKAN DIALOG TOKOH UMAT TANGSEL


Membahas solusi penjajahan di Palestina, Himpunan Pengamat Politik Sosial dan Islam (HIPOSIS) menghadirkan dialog antar tokoh umat Tangerang Selatan (Tangsel) dan sekitarnya, dalam rangka menyamakan sikap dan persepsi di tengah umat.

Kita mengajak kepada hadirin (berdiskusi), agar untuk persoalan Palestina itu kita punya sikap yang sama. Punya persepsi yang sama dan benar,” ujar Ustadz Drs. H. Muhammad al-Fakar, Perwakilan dari HIPOSIS dalam sambutan acara Dialog Tokoh Umat: Palestina Dan Masa Depan Umat, di Gedung Pertemuan Komplek Batan Indah, Tangsel, Minggu (26/11/2023).

Ustadz Fakar berharap, momentum dialog tersebut menjadi bagian penyadaran, jalan kebangkitan umat Islam untuk sama-sama melakukan pembelaan terhadap Palestina.

Potensi umat Islam sangat besar. Apalagi, kalau kita berbicara dunia Islam. Tetapi, jika potensi yang sangat besar itu tidak diarahkan pada satu kekuatan bersama (bersatu), maka kekuatannya itu tidak akan nampak, tidak akan diperoleh hasilnya,” ungkapnya.

Hal itu, menurutnya, telah terbukti dengan kasus Palestina yang terjadi saat ini.

Dunia Islam sangat besar, tentaranya juga sangat banyak, tetapi praktis yang berperang (melawan penjajah zionis Yahudi) hanya orang-orang yang berada di kawasan Gaza, terutama adalah Hamas,” ungkapnya.

Sebagai pengantar acara, Pembina Majelis Abdan Syakuro Ustadz Ir. H. Ahmad Mukti Almansyur, MM. menuturkan, persoalan penjajahan di Palestina oleh entitas Yahudi, meski kabarnya sudah ada gencatan senjata, tetapi itu hanyalah formalitas semata.

Maka, persoalan ini menjadi momentum yang kuat, untuk kita senantiasa berdiri di barisan umat Islam dengan pandangan Islam yang kokoh, bahwa perjuangan Islam dan masa depan umat Islam akan senantiasa kita perjuangkan. Insya Allah hingga pada masanya akan bebas Palestina,” tuturnya.


Solusi

Pengamat Politik Internasional dan Penulis Buku “Persoalan Palestina, Akar Masalah dan Solusinya,” KH. Syamsuddin Ramadhan yang akrab disapa dengan Gus Syam menyatakan, dari sisi fikih atau hukum syariat, persoalan Palestina adalah persoalan penjajahan, perampasan dan pendudukan wilayah kaum Muslimin oleh kaum kuffar (orang-orang kafir/nonmuslim).

Gus Syam lantas mengemukakan, solusi satu-satunya kalau kembali kepada Islam dan penjelasan para alim ulama, maka solusi atas permasalahan penjajahan dan perampasan atas tanah milik kaum muslimin oleh kaum kuffar tersebut yaitu harus dengan jihad fii sabilillah.

Jadi solusinya, mengusir penjajah itu sampai enyah dari wilayah kaum Muslimin yang dirampas,” jelasnya.

Ia pun menyampaikan, dalam konteks berperang, yang paling wajib untuk berjihad fii sabilillah adalah orang-orang yang mampu, punya pasukan dan senjata.

Sedangkan yang tidak punya senjata atau tidak mampu, kata Gus Syam, yang dilakukan adalah sesuai kemampuannya.

Jadi lanjutnya, yang mesti dilakukan untuk Palestina secara maksimal oleh kaum muslimin di negeri-negeri kaum Muslimin saat ini adalah mendorong dan menekan para pemimpin atau penguasanya.

Supaya apa? Supaya mereka mengerahkan pasukannya,” ucap Gus Syam.

Kalau pemimpinnya tidak mau, sambungnya, harusnya diganti, sampai umat Islam punya pemimpin yang mendukung jihad fii sabilillah.

Karena pemimpin punya kewajiban melaksanakan jihad fii sabilillah,” jelasnya.

Gus Syam juga menyampaikan penjelasan Imam An-Nawawi dalam kitab Syarah Shahih Muslim tentang hadis yang berbunyi, “Pemimpin itu bagai junnah (perisai/pelindung), tempat berlindung (orang-orang) yang akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud).

Mengapa pemimpin itu disebut sebagai junnah (pelindung)? Karena pemimpin itu akan mencegah musuh-musuh Islam untuk menyakiti kaum Muslimin. Dan mencegah manusia berperang antara satu dengan yang lain. Menjaga persatuan dan kesatuan kaum Muslimin,” kutipnya.


Persoalan Pemimpin dan Sistem

Gus Syam kemudian menyimpulkan, kenapa Palestina dan negeri-negeri kaum muslimin lainnya sampai berani dirampas oleh kaum kuffar?

Itu karena kaum muslimin tidak memiliki pemimpin (khalifah) sebagai junnah,” simpulnya

Gus Syam kemudian mengingatkan, bahwa persoalan Palestina adalah bukan persoalan utama dan bukan satu-satunya persoalan bagi umat Islam.

Ia menegaskan, persoalan umat Islam terletak pada problem kepemimpinan.

Sekarang, kata Gus Syam, pemimpinnya banyak, akhirnya menjadi tidak kompak. Menghadapi penjajah zionis Yahudi di Palestina saja semua diam (tidak melawan).

Berarti, kita juga harus menyelesaikan problem kepemimpinan yang terjadi di tengah-tengah umat Islam. Mestinya, kita kembali pada sistem yang diajarkan Baginda Nabi Muhammad SAW yang pemimpinnya cuma satu di seluruh dunia,” tuturnya.

Selain itu, ia pun memungkasi bahwa persoalan utama yang sebenarnya telah membuat berbagai persoalan muncul di tengah-tengah umat Islam saat ini adalah karena tidak diterapkannya syariat Islam secara menyeluruh.

Mengapa tidak bisa? Karena tidak punya institusi Islam (khilafah) yang di ajarkan Nabi Muhammad SAW,” pungkasnya mengakhiri.

Acara yang kurang lebih dihadiri oleh 100 Tokoh Umat Islam Tangsel dan sekitarnya tersebut, kemudian ditutup dengan do'a untuk keselamatan kaum muslimin di Palestina dan di seluruh dunia yang dipimpin oleh Mubaligh Tangsel Dr. H. Mawardi, M.Sc. dengan penuh khidmat. [] Muhar

Posting Komentar

0 Komentar