Sejarah

6/recent/Sejarah-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

FIWS: JIKA PERSOALAN UTAMA TAK DIPAHAMI, TAK AKAN ADA SOLUSI PENYELESAIAN KRISIS DI PALESTINA


Direktur Forum Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi menjelaskan, jika persoalan utama krisis di Palestina tidak dipahami, maka berbagai solusi tidak akan pernah menyelesaikan permasalahan.

"Kalau kita tidak memahami persoalan utamanya, maka berbagai solusi juga tidak akan mengarah pada persoalan utama, ini tidak akan menyelesaikan masalah," ujarnya dalam program Kabar Petang: Zionis Penjajah! Tolak Solusi Dua Negara, di kanal YouTube Khilafah News, Senin (28/10/2023)

Farid pun menilai, solusi apapun, termasuk perdamaian dan solusi dua negara yang mengarah mempertahankan keberadaan eksistensi penjajah Yahudi, maka tidak akan menyelesaikan masalah.

"Perdamaian, justru untuk mengokohkan eksistensi penjajah Yahudi, karena mensyaratkan pengakuan terhadap eksistensi penjajah Yahudi," nilainya.

Farid kemudian mengungkapkan bahwa persoalan utama yang terjadi sekarang di Palestina adalah karena keberadaan entitas penjajah Yahudi.

"Ini perlu kita tegaskan, Palestina adalah wilayah yang dijajah oleh entitas penjajah Yahudi," ucapnya.

Wilayah Palestina, ungkap Farid, sebelumnya merupakan bagian dari Khilafah Utsmaniyah.

Ia menceritakan, setelah melemahnya kekhilafahan Utsmaniyah dan berakhir pada tahun 1924 pasca perang dunia pertama, wilayah Palestina kemudian berada di bawah kendali perwalian Inggris.

"Nah, melalui Inggris inilah, yang dikenal dengan deklarasi balfour, digerakannya orang-orang Yahudi ke wilayah Palestina ini. Hingga pada Tahun 1948, berdirilah negara palsu yang disebut Israel,".

"Nah, saat berdiri apa yang dilakukan? Yang dilakukan itu adalah mengusir 1 juta orang rakyat Palestina," ungkapnya.

Tak hanya itu, Farid juga, membeberkan, entitas Yahudi juga mencaplok kawasan wilayah Palestina. Dan itu, terus berlanjut hingga sampai sekarang ini.

"Tahun 1917, bisa disebut hampir seluruh wilayah Palestina itu merupakan milik rakyat Palestina. Nah kemudian, saat sekarang ini hanya tinggal 15%, itu pun terbagi menjadi Jalur Gaza dan Tepi Barat," bebernya.

Jalur Gaza pun, terang Farid, kini di blokade bagaikan penjara besar yang di situ hanya terdapat tujuh pintu.

"6 pintu dikendalikan oleh Yahudi, 1 pintu ada yang mengarah ke Mesir, pintu rafah yang itu hanya boleh dibuka atas persetujuan Mesir dan entitas penjajah Yahudi," terangnya.

Di samping itu, sambungnya, ada Tepi Barat yang juga dibagi lagi, ada lebih kurang 20% di bawah kendali Palestina, 20% kendali bersama, dan 60% sisanya itu di bawah kendali entitas penjajah Yahudi.

Jadi, ungkap Farid, persoalan utama krisis di Palestina itu adalah persoalan penjajahan yang dilakukan oleh entitas penjajah Yahudi.

"Ini yang perlu kita clear kan!," pungkasnya. [] Muhar

Posting Komentar

0 Komentar