
Mubalighah Rif'ah Kholidah dari Muslimah Media Center (MMC) mengungkap tiga bentuk diantara ragam pengkhianatan yang dilakukan penguasa muslim saat ini.
Hal tersebut diungkapkannya dalam program Islam Menjawab: Bagaimana Pandangan Islam terhadap Penguasa Penghianat? Di kanal YouTube MMC, Minggu (12/11/2023).
Yang pertama, sebut Rif'ah adalah pengkhianatan ideologi. Yaitu, penguasa muslim yang justru mengambil ideologi penjajah yang kafir.
"Yaitu ideologi kapitalisme sekularisme dan segala bentuk ide turunannya. Seperti demokrasi, hak asasi manusia, pasar bebas, liberalisme dan yang lainnya," urainya.
Ia membeberkan, pengkhianatan ideologi merupakan bentuk pengkhianatan yang paling mendasar.
"Karena akan menjadi titik tolak lahirnya pengkhianatan di berbagai bidang yang lain, seperti pengkhianatan politik dan pengkhianatan ekonomi serta yang lainnya," bebernya.
Kedua, lanjut Rif'ah, yaitu pengkhianatan politik. "Baik politik dalam negeri, maupun politik luar negeri," ucapnya.
Diantara bentuk pengkhianatan politik dalam negeri, menurut Rif'ah, adalah tindakan penguasa yang mengeluarkan kebijakan dalam negeri tetapi ada maksud untuk melayani kepentingan kaum penjajah.
"Seperti, kebijakan penguasa dalam rangka mengangkat atau mempertahankan seorang menteri dalam kabinetnya yang menjalankan agenda lembaga keuangan internasional yang pro kepada penjajah seperti IMF, World Bank dan yang lainnya," ungkapnya.
Sedangkan, pengkhianatan politik luar negeri misalnya, sebut Rif'ah, ketika penguasa muslim berpihak kepada negara kafir, kepada Amerika dan kepada entitas Yahudi.
"Sehingga kita saksikan hari ini, tidak ada seorang penguasa muslim pun yang mengirimkan pasukan militer ke Palestina untuk melawan entitas Yahudi yang telah melakukan perampasan dan penjajahan terhadap negeri muslim," ulasnya.
Bahkan sambungnya, penguasa muslim hari ini malah melakukan hubungan diplomatik dengan entitas Yahudi yang jelas-jelas telah melakukan genosida kepada Kaum Muslimin.
Ketiga, kata Rif'ah, yaitu pengkhianatan ekonomi.
"Misalnya, lahirnya undang-undang yang berkaitan ekonomi yang lebih banyak menguntungkan pihak asing, seperti undang-undang migas, undang-undang minerba, undang-undang penanaman modal dan yang lainnya," jelasya.
Khianat Diharamkan Allah SWT
Rif'ah juga menegaskan, khianat merupakan perbuatan yang diharamkan dan dicela oleh Allah SWT. Dan pengkhianatan yang dilakukan oleh seorang penguasa, terang Rif'ah, adalah bentuk pengkhianatan yang berat.
Ia pun menyampaikan bahwa Allah SWT memberikan ancaman kepada penguasa yang berkhianat sebagaimana hadis Rasulullah SAW dari Abu Said al-Khudri.
"Artinya, setiap orang yang berkhianat itu kelak pada hari kiamat akan mempunnyai panji di pantat (ekor) nya yang akan dikibarkan setinggi pengkhianatannya," kutipnya.
Dipilih Untuk Umat
Rif'ah menerangkan, para penguasa dipilih oleh umat untuk memenuhi kemaslahatan umat, bukan untuk mencari keuntungan pribadi, golongan atau pihak-pihak yang lain.
"Kekuasaan yang dimiliki adalah digunakan dalam rangka untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengurus umat," terangnya.
Ketika kekuasaan tidak digunakan untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai pengurus umat, menurut Rif'ah, penguasa yang demikian layak disebut sebagai penguasa pengkhianat.
Maka ketika seseorang dipilih sebagai penguasa, Rif'ah pun menegaskan, wajib kekuasannya untuk menerapkan syariat Islam dan menjalankan amanah kepemimpinannya sebagai konsekuensi dari keimanannya.
"Jika seorang penguasa muslim mengabaikan kewajiban untuk menerapkan syariat, berarti dia telah berkhianat kepada umat," pungkasnya mengingatkan. [] Muhar
0 Komentar