
Mendukung Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 83 Tahun 2023 tentang dukungan terhadap perjuangan Palestina dan turut mengapresiasi viralnya seruan boikot terhadap produk yang terafiliasi dengan zionis Yahudi di tengah Masyarakat, Direktur Pamong Institute Wahyudi al-Maroky menambahkan bahwa selain boikot produk konsumsi, boikot sistem kehidupan kaum Yahudi juga jauh lebih penting.
“Memboikot produk itu penting, tetapi memboikot sistem kehidupan yang membuat produk-produk itu terdistribusi membanjiri kehidupan kita, itu jauh lebih penting,” ujarnya dalam perbincangan Dukung MUI Boikut Produk Zionis: Ini Produk Berbahaya yang Harus Diboikot? Di kanal YouTube Bincang Bersama Sahabat Wahyu, Minggu (19/11/2023).
Wahyudi memandang, yang selama ini membuat penjajah zionis Yahudi semakin kuat, berpengaruh dan seenaknya membuat kezaliman dan kerusakan di muka bumi ini adalah bukan hanya karena produk konsumsinya, tapi juga terletak pada produk sistem kehidupannya. Yaitu, sistem ekonomi dan politiknya.
“Dengan memboikot sistemnya, maka produknya enggak akan keluar (ke pasaran dunia Islam),” pandangnya.
Ia pun mengungkapkan, selama ini Yahudi sudah mengembangkan sistem ekonomi yang mengunci bahkan mencengkeram dunia.
“Misalnya sistem ekonomi kapitalis yang sistem ekonominya riba, mencengkeram yang kecil dan menghisap yang tertindas. Termasuk dengan berbagai pajak dan berbagai utang bunga yang besar. Itu kan cara-cara Yahudi! Termasuk asuransi dan seterusnya,” ungkapnya.
Termasuk sistem politiknya, lanjut Wahyudi, yaitu sistem politik demokrasi sekuler dan liberal yang menghalalkan segala cara.
“Itu produk-produk zionis Yahudi yang mestinya kita boikot juga,” tandasnya,
Ia menegaskan, dalam catatan sejarah, sejak dahulu kaum Yahudi memang selalu membuat kerusakan dan kezaliman di muka bumi.
Jadi, menurut Wahyudi, yang harus dihentikan adalah sistem kehidupan yang mencontoh Yahudi.
“Boikot semua sistem-sistem yang diproduksi oleh Yahudi. Kita coba untuk boikot dan ganti dengan sistem Islam. Nah umat Islam mestinya menawarkan sistem itu,” terangnya.
Wahyudi juga menyampaikan, untuk mewujudkan hal itu tentu harus ada kesadaran masyarakat.
“Nah itu tugasnya para aktivis dan para ustadz untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat,” pungkasnya. [] Muhar
0 Komentar