Sejarah

6/recent/Sejarah-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

IJM: TEMUAN LADANG GAS RAKSASA DI ANDAMAN HANYA BERUJUNG PADA KEUNTUNGAN INVESTOR


Terkait dengan penemuan ladang gas raksasa di Blok South Andaman, sekitar 100 KM lepas pantai Sumatera bagian utara, Direktur Indonesia Justice Monitor Agung Wisnuwardana menegaskan, selama liberalisasi energi yang diterapkan maka hanya berujung pada keuntungan investor (penanam modal perusahaan swasta) dan kebuntungan rakyat.

"Walaupun ditemukan cadangan gas ataupun cadangan minyak dalam jumlah besar, selama liberalisasi energi yang diterapkan maka semuanya hanya berujung pada keuntungan buat investor dan kebuntungan buat rakyat," ujarnya dalam program Aspirasi: Temuan Ladang Gas Terbesar ke-3 Dunia, Mau Diserahkan Swasta? Di kanal YouTube Justice Monitor, Rabu (27/12/2023).

Menurut Agung, apabila liberalisasi minyak dan gas (Migas) masih diterapkan oleh Pemerintah, maka para investor swastalah yang akan menikmati untung besar.

"Sebaliknya bagi rakyat, sudahlah harus membayar dengan harga mahal, nyatanya mereka juga tetap kesulitan untuk mendapatkan gas dan juga BBM," ungkapnya.

Agung menyampaikan, bahwa menurut sebagian ahli belum ada kemauan politik dari Pemerintah untuk mengelola energi dengan baik.

"Bahkan, rencana strategis mengenai ketahanan energi nasional juga belum matang dipersiapkan," ucapnya.

Ia pun mengingatkan, jika Pemerintah tidak menambah kuota subsidi untuk gas dan BBM, padahal cadangan minyak dan gas di negeri ini melimpah, maka menurutnya, hal itulah yang membuat gas dan BBM di Indonesia bisa langka bahkan harganya harus terus mengalami kenaikan.

Agung juga menilai, munculnya problem energi hingga kesengsaraan perekonomian rakyat adalah imbas dari penerapan ekonomi kapitalisme liberal yang mengurucut pada beberapa faktor.

"Yaitu, sudut pandang yang tidak ideologis dari Penguasa (Pemerintah) dan juga lemahnya visi politik," nilainya

Walhasil, Agung lantas menandaskan, meski Indonesia memiliki sumber daya alam (SDA) yang melimpah, tetapi secara ekonomi dan politik tetap tunduk kepada kapitalis (pemilik modal).

"Akibatnya, tidak memiliki dasar yang kuat untuk membangun perekonomiannya sendiri," tandasnya.

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan perusahaan energi dari Uni Emirat Arab Mubadala Energy mengumumkan penemuan (discovery) gas raksasa dari sumur Eksplorasi Layaran-1 Kontrak Kerja Sama (KKS) South Andaman. Lokasinya sekitar 100 kilometer lepas pantai Sumatera bagian utara.

Mubadala Energy adalah operator KKS Gross Split South Andaman. Ini merupakan sumur dalam pertama yang dioperasikan perusahaan yang dibor hingga kedalaman 4.208 meter pada kedalaman air laut 1.207 meter.

Di sumur tersebut, ditemukan kolom gas (gas column) yang luas dengan ketebalan lebih dari 230 meter di Oligocene sandstone reservoir berkualitas baik. Akuisisi data lengkap termasuk wireline, coring, sampling dan production test (DST) telah dilakukan. Sumur dengan sukses mengalirkan kualitas gas yang sangat baik dengan kapasitas 30 mmscf/day. [] Muhar

Posting Komentar

0 Komentar