
Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana menduga, rencana penghapusan BBM jenis Pertalite oleh Pemerintah Indonesia bermotif ekonomi.
"Patut diduga, rencana itu lebih dipengaruhi oleh motif ekonomi yang dibungkus dengan alasan lingkungan," ujarnya dalam program Aspirasi: Ada Efek Berantai Bila Pertalite Dihapus, Rabu (27/3/2024), di kanal YouTube Justice Monitor.
Rencana itu, lanjutnya, sebagai upaya ekonomi untuk melakukan penghematan akibat pembengkakan APBN dari pos pembiayaan subsidi energi.
"Jika kita cermati, kebijakan untuk menaikkan harga BBM sesungguhnya terkait dengan rencana lama Pemerintah, untuk mengurangi secara bertahap bahkan menghapus sama sekali subsidi di bidang energi," ungkapnya.
Menurut Agung, hal itu juga merupakan dampak buruk dari kebijakan Pemerintah untuk melakukan liberalisasi ekonomi, khususnya di sektor energi.
"Liberalisasi sektor energi tidak hanya (diberlakukan) di sektor hulu eksplorasi, tetapi juga di sektor hilir distribusi dan pemasaran lewat Undang-undang Migas yang membuka kesempatan bagi perusahaan swasta untuk ikut berkompetisi dalam distribusi dan pemasaran Migas dengan alasan supaya kompetitif dalam distribusi dan pemasaran," ulas Agung.
Ia juga mengungkapkan, dalam kebijakan liberalisasi energi, diklaim agar bisa adil maka subsidi BBM berpotensi akan dicabut. Sebab jika masih ada BBM yang bersubsidi di pasaran, maka pemain swasta atau asing enggan masuk ke pasar hilir.
Agung lantas memungkasi, sepintas ide itu cukup menarik (untuk peningkatan perekonomian). Namun, ancaman di balik itu sungguh sangat mengerikan.
"Saat ini yang paling siap untuk berkompetisi adalah perusahaan-perusahaan multinasional. Karena mereka yang paling siap, maka merekalah yang akan merebut pangsa pasar distribusi dan pemasaran migas di Indonesia," pungkasnya.
Sebelumnya, beredar kabar, Pemerintah berencana menghapus Pertalite dengan BBM jenis baru yang harganya lebih mahal sekitar Rp3.000/liter. Hal tersebut berkaitan Program Langit Biru tahap ke-2 untuk menekan pencemaran udara hingga gangguan kesehatan. [] Muhar
0 Komentar