Sejarah

6/recent/Sejarah-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

BEGINILAH KEHEBATAN PENDIDIKAN DAN KEDOKTERAN GRANADA DI BAWAH KEPEMIMPINAN KHALIFAH


Narator Muslimah Media Center (MMC) gambarkan kehebatan pendidikan dan kedokteran di Granada ketika diterapkan syariat Islam di bawah kepemimpinan khalifah (kepala negara dalam sistem pemerintah Islam).

"Granada adalah salah satu kota di wilayah Andalusia (Spanyol) yang pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan dan kedokteran," ujarnya dalam program History Insight: Granada Menjadi Pusat Ilmu Kedokteran pada Masa Kekhilafahan Islam, di kanal YouTube MMC, Selasa (17/4/2024).

Lebih lanjut ia mengisahkan, Granada dibangun oleh khalifah menjadi kota tujuan para pelajar untuk menimba ilmu pengetahuan pada abad pertengahan.

"Madrasah Al-Yusufiyyah adalah tempat yang digunakan untuk mengembangkan berbagai ilmu yang sangat berguna bagi umat manusia," ungkapnya.

Hal itu, tuturnya, karena tidak lepas dari peran para khalifah yang bekerja sama dengan para ulama dan ilmuwan untuk terus mengembangkan kegiatan keilmuan di wilayah kekuasaannya, termasuk di Granada pada masa itu.

"Semua dilakukan atas kesadaran dorongan syariat Islam," terang Narator.

Ia lantas mengatakan, seperti inilah gambaran nyata ketika sebuah wilayah diterapkan syariat Islam di bawah kepemimpinan khalifah.

Satu bidang ilmu pengetahuan umum yang paling digemari, sebutnya, adalah kedokteran. Sekitar abad ke-14, kedokteran menjadi bidang ilmu pengetahuan yang paling banyak dikembangkan.

"Hal itu menyebabkan kota Granada menjadi pusat ilmu kedokteran termahsyur di wilayah Khilafah maupun di Eropa abad ke-14 dan 15," ulasnya.

Bukti itu, kata Narator semakin diperkuat dengan lahirnya beberapa dokter atau tabib terkenal seperti Lisanuddin Ibnu al-Khatib asal Loja (1313 - 1374 M) dan Ibnu Yatima al-Anshari dari Almeria (1324 - 1369 M).

Tak hanya dari kaum laki-laki saja, ungkapnya lagi, profesi medis juga dikerjakan oleh kaum perempuan spesialisasi utama. Yaitu di bidang ginekologi (sistem reproduksi) dan kebidanan yang pasiennya hanyalah sesama perempuan saja.

"Salah satu yang terkenal di antara mereka adalah Umm al-Hasan al-Tanyaliyyah," ucapnya.

Para pelajar di Granada, sambung Narator, tidak hanya dari wilayah Granada saja.

"Terdapat beberapa Muslim Mudejar dan Yahudi asal kerajaan-kerajaan Katholik atau Aragon dan Castile yang juga menimba ilmu di Granada, seperti Muhammad as-Syafra al-Qirbilyani (w.1360 M) asal Crevillente atau Alisante dari Kerajaan Aragon, penulis kitab al-Istiqsa atau risalah tentang penyakit tumor dan Muhammad as-Saqurri dari Segura atau Jain dari Kerajaan Castile (w.1369 M). Keduanya menjadi dokter terkenal di Granada," tuturnya.

Narator menyampaikan, bahkan ada juga beberapa Yahudi yang menjadi dokter terkenal di Granada.

"Misalnya Isaac Hamon, dokter pribadi Sultan Abu al-Hasan Ali (1464-1482 dan 1483-1485 M), dan putranya Moses Hamon yang menjadi dokter Sultan Bayazid II dari Dinasti Utsmaniyah di Istanbul setelah pengusiran Yahudi dari Spanyol (1492 M) oleh Raja Ferdinand II dan Ratu Isabella I," kilasnya.

Tak hanya dokter, Narator menjelaskan, bangunan fisik seperti rumah sakit pun menjadi bukti tepat di masa kepemimpinan Sultan Muhammad V al-Ghani Billah. (1365-1367 M),

"Beliau membangun Bimaristan atau Elmaristan. Yaitu rumah sakit umum bagi fakir miskin dan rumah sakit jiwa," imbuhnya.


Pendidikan dalam Islam

Narator pun menegaskan; itu semua terwujud karena di dalam Islam ilmu dan pendidikan dipandang sangat penting untuk membebaskan manusia dari kebodohan dan kekufuran.

Pendidikan dalam Islam, jelasnya, juga termasuk kebutuhan dasar publik yang wajib diberikan secara gratis dan berkualitas tinggi.

"Maka tidak heran, setiap wilayah yang ditaklukan Khilafah, maka rakyatnya akan menikmati jaminan kehidupan. Salah satu diantaranya jaminan pendidikan," tandasnya.


Berbeda dalam Kapitalisme

Namun kata Narator, hal yang berbeda terjadi hari ini, ketika kondisi kehidupan berada dalam kekuasaan sistem Kapitalisme.

Menurutnya, hakikat ilmu yang harusnya diamalkan justru dalam kapitalisme saat ini direndahkan hanya untuk sekadar mencari uang. Pendidikan, ketus Narator, menjadi sektor komersialisasi, terlebih lagi ilmu kedokteran.

"Sungguh yang mampu meninggikan kedudukan para pemilik ilmu hanyalah sistem Islam, di bawah Khilafah," pungkasnya mengakhiri. [] Mhr

Posting Komentar

0 Komentar