Sejarah

6/recent/Sejarah-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

BUNG ROKY: TIDAK SEKADAR MINTA MAAF, JOKOWI JUGA HARUS TANGGUNG JAWAB


Menanggapi permintaan maaf Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama menjabat sebagai kepala negara, Direktur Pamong Institute Wahyudi al-Maroky yang akrab disapa dengan Bung Roky berujar, tidak sekadar formalitas permintaan maaf, tetapi juga harus bertanggung jawab.

"Saya pikir inilah yang harus diingatkan, bahwa tidak sekadar minta maaf. Minta maaf itu perlu, tetapi tidak hanya sekadar formalitas. Harus ada efek berikutnya, yaitu tanggung jawab selanjutnya terhadap pernyataan-pernyataan tersebut," ujarnya dalam Kabar Petang: Bung Roky Tanggapi Permintaan Maaf Presiden Jokowi, di kanal YouTube Khilafah News, Sabtu (10/8/2024).

Ia melanjutkan, kalau habis minta maaf tetapi kebijakan hasil keputusan-keputusannya masih sama seperti yang dahulu berarti permintaan maafnya itu palsu. Kalaupun dikatakan bertobat, tobatnya tidak nasuha atau tidak bersungguh-sungguh.

"Kira-kira begitulah, jadi ini perlu kita ukur lagi. Kita uji lagi, benar enggak permintaan maaf itu diikuti dengan tindakan-tindakan perbaikan ataupun pertobatan," ucap Bung Roky.

Ia menjelaskan, meminta maaf itu artinya mengakui kesalahan. Kalau sudah mengakui kesalahan maka perbaikilah kesalahannya.

"Bagaimana kalau kesalahan ataupun kekeliruan kebijakannya itu menzalimi banyak orang? Maka dia harus minta maaf kepada publik seluruhnya yang terkena itu. Dan itu efeknya bukan hanya di dunia. Kalau ada yang tidak memaafkan, maka urusannya sampai di akhirat," jelasnya.

Terkait tanggung jawab dengan kebijakan yang bertentangan dengan hukum-hukum yang Allah SWT tetapkan, Bung Roky mengingatkan apa yang seharusnya Jokowi lakukan.

"Perintah-perintah atau larangan-larangan Allah yang dia langgar, misalnya Allah melarang perjudian, Allah melarang minuman keras, namun jika dia izinkan, berarti dia harus minta maaf atau bertobat kepada Allah SWT sekaligus mencabut perizinannya," terangnya.

Bung Roky lanjut menegaskan, harus diuji apakah Jokowi diakhir masa jabatannya langsung menindak tegas dengan mencabut seluruh izin-izin minuman keras (miras) dan menutup semua pintu-pintu judi online (judol) atau tidak?

"Diigerebek semua kah ini? Kita lihat, kalau tidak berarti permaafannya di depan publik palsu," pungkasnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta maaf kepada masyarakat di akhir masa jabatannya pada acara Zikir dan Doa Kebangsaan di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (1/8/2024).

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menyatakan, permintaan maaf tersebut merupakan perwujudan dari nilai luhur agama dan adab ketimuran.

"Permintaan maaf yang disampaikan Presiden Jokowi merupakan perwujudan dari nilai-nilai luhur agama dan adab ketimuran," kata Ari Dwipayana dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (7/8/2023). [] Muhar

Posting Komentar

0 Komentar