
Cendekiawan Muslim Ustadz Ismail Yusanto (UIY) mengungkapkan bahwa sistem keuangan ribawi telah menjadi sumber masalah perekonomian negara.
"Telah banyak riset yang menunjukkan bahwa riba itu menjadi sumber labilitas atau sumber ketidak-konstanan keuangan sebuah negara bahkan dunia," ungkapnya dalam program Kabar Pagi, UIY Speak Up: Tidak Ada Jalan Keluar dari Krisis, Kecuali..., di kanal YouTube Khilafah News, Sabtu (12/6/2024).
Mengutip buku karya Dr. Abdul Muhsin Thahir Sulaiman yang berjudul "'Ilaajul Musykilatil Iqtishoodiyati Fiil Islaam (Mengatasi Persoalan Ekonomi dengan Islam)" UIY lanjut menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi dalam sebuah negara yang menggunakan sistem keuangan ribawi itu bersifat siklik.
"Artinya ekonomi itu memang tumbuh, tetapi tumbuh menuju puncak kemudian jatuh seperti siklus. Nah, berapa lama periode siklusnya itu? Di dalam buku itu disebutkan tergantung berbagai faktor yang lain," paparnya
Di negara-negara maju, sebut UIY, seperti Eropa, Amerika, juga Asia Timur seperti Jepang kira-kira periode siklusnya itu 25 tahun. Akan tetapi, kalau di negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia ini, periode siklusnya itu adalah 5 sampai 7 tahun.
"Dan apa yang membuat kita tercengang? Ternyata apa yang dikatakan oleh Dr. Abdul Muhsin Thahir Sulaiman tadi itu terbukti," ucapnya.
Pada riset yang dilakukan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), terang UIY, bahwa dalam 100 tahun terakhir, Indonesia ternyata telah mengalami lebih dari 20 krisis ekonomi. Itu artinya, tiap 5 tahun sekali terjadi krisis ekonomi.
"Kalau sudah seperti ini, bagaimana bisa dikatakan bahwa usaha atau perjuangan untuk menegakkan syariat Islam itu disebut tidak cinta Indonesia? Justru ini adalah bentuk cinta yang sangat nyata," tegasnya
Bahkan sambung UIY, kita bisa balik mengatakan, mereka yang mempertahankan sistem kapitalisme sekularisme yang perekonomiannya berbasis riba itulah yang harus disebut sebagai tidak cinta kepada Indonesia.
"Karena bagaimana disebut cinta, kalau sistem itu justru telah dan akan (terus) menghancurkan negeri ini," pungkasnya. [] Muhar
0 Komentar