
Berkaitan dengan ucapan seruan takwa di tengah masyarakat, Cendekiawan Muslim KH Rochmat S. Labib mengungkapkan bahwa wujud dari ketakwaan adalah tunduk patuh terhadap syariat Islam.
"Takwa itu adalah tunduk patuh terhadap syariat Islam atas dasar keimanan dan dorongan untuk mendapatkan pahala, ridha dan surga-Nya," ujarnya dalam Kabar Pagi: Mengajak Takwa, tetapi Menolak Penerapan Syariah secara Kaffah, Kok Bisa? Di kanal YouTube Khilafah News, Senin (7/10/2024).
Itu berarti, lanjutnya, yang namanya takwa adalah memunculkan kepasrahan kepada Allah Swt.
"Tunduk patuh terhadap seluruh ketentuan syariat Islam, baik itu dalam perkara pribadi, keluarga, masyarakat dan bahkan negara," terangnya.
Masalahnya, ungkap Kiai Rochmat, orang itu seringkali mengucapkan sesuatu yang dia tidak paham atas apa yang diucapkan.
Jadi misalnya, kata Kiai Rochmat, sekarang ini muncul ucapan ajakan untuk bertakwa. Muncul juga adanya kalimat menciptakan atau meningkatkan manusia yang beriman dan bertakwa di sekolah atau di dunia pendidikan.
"Tetapi sebenarnya, apa yang dimaksud dengan beriman dan bertakwa itu kadang juga tidak paham. Hanya mengucapkan sesuatu, tapi dia juga tidak paham atas apa yang diucapkan."
Termasuk, sambungnya, ucapan ajakan mengikuti Nabi Muhammad Saw.
"Bagaimana mengikuti Nabi? Sementara ketika disodorkan cara Nabi memimpin dan mengatur negara ditolak. Bahkan kemudian, pada saat yang sama mereka memusuhi dan membenci sistem politik yang diajarkan Nabi. Apa itu? Yakni Khilafah (institusi pelaksana syariah)," ungkapnya.
Jadi menurutnya, ini tidak nyambung dengan apa yang diucapkan. Dan penyebabnya adalah dua kemungkinan.
Yaitu, kata Kiai Rochmat, mungkin belum atau tidak paham. Yang ini tinggal dipahamkan.
"Yang berat itu kalau sudah salah paham atau berpaham salah," pungkasnya.[] Muhar
0 Komentar