Sejarah

6/recent/Sejarah-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

DIR. PAMONG INSTITUTE: ISLAM MENGAJARKAN DAN MEMPRAKTIKKAN TOLERANSI DENGAN SANGAT TEGAS DAN JELAS


Direktur Pamong Institute, Ustadz Wahyudi al-Maroky menyatakan bahwa Islam mengajarkan dan mempraktikkan toleransi dengan sangat tegas dan jelas.

Hal tersebut disampaikan dalam program Tausiyah Ramadhan: Strategi Islam dalam Membangun Masyarakat yang Toleran, di kanal YouTube Ra'yun TV, Senin (24/3/2025).

Ustadz Wahyudi menjelaskan, pada dasarnya Islam tidak mempersoalkan pemeluk agama apapun. Menurutnya, toleransi dasar ini ditegaskan oleh Allah SWT di dalam Al-Qur'an Surah Al-Kafirun.

Tak hanya itu, ungkapnya, bahkan Rasulullah Muhammad SAW juga menekankan kepada umatnya untuk berlaku yang baik terhadap pemeluk agama lain (non-Muslim), terutama terhadap kafir dzimmi yang hidup di bawah naungan daulah (negara) Islam.

مَنْ آذَى ذِمِّيًا فَقَدْ آذَانِيْ، وَمَنْ آذَانِيْ فَقَدْ آذَى اللهِ
Barangsiapa menyakiti seorang dzimmi (non Muslim yang tidak memerangi umat Muslim), maka sesungguhnya dia telah menyakitiku. Dan barang siapa yang telah menyakitiku, maka sesungguhnya dia telah menyakiti Allah.” terangnya mengutip sebuah hadist.

Menurutnya, hal ini menunjukkan betapa luar biasanya ajaran Islam yang mengajarkan tentang toleransi dalam memperlakukan umat lain yang beragama di luar Islam.

Lebih lanjut Ustadz Wahyudi memaparkan bahwa pelajaran toleransi ini juga telah dipraktikkan atau diterapkan oleh Rasulullah SAW di Madinah, sebuah kota yang mayoritas penduduknya non-Muslim ketika itu, awal beliau hijrah dari Makkah ke Madinah.

Meski demikian, sambungnya, Madinah kemudian berkembang menjadi pusat peradaban yang damai dan toleran berkat penerapan syariat Islam.

Melalui aturan Piagam Madinah, yang merupakan konstitusi tertulis pertama di dunia, ungkapnya, menjadi bukti bagaimana masyarakat yang beragam agama dapat hidup berdampingan dalam kedamaian dan toleransi dalam satu aturan syariat Islam.

"Itulah cerminan masyarakat yang diatur dengan syariat Islam, dan itu bukan hanya terjadi di masa kepemimpinan Rasulullah SAW," sebutnya.

Ia menegaskan, praktik toleransi sebagai contoh kehidupan masyarakat yang baik dengan sosial yang bagus tersebut ternyata juga dilanjutkan oleh para khalifah setelah Rasulullah SAW, yang dikenal dengan Khulafaurrasyidin.

Mereka tidak hanya memperluas pengaruh Islam di Jazirah Arab, tetapi juga membawa peradaban dan cahaya Islam ke Eropa yang dalam keadaan gelap ketika itu.

"Mengajari peradaban yang mulia, damai dan toleran menghargai pluralitas, menghargai perbedaan dan menghormati agama lain," paparnya.

Namun, Ustadz Wahyudi menambahkan, yang penting untuk dipahami yaitu bahwa Islam tidak mengajarkan pluralisme (semua agama sama), tetapi mengajarkan pluralitas, yaitu menghargai perbedaan yang ada dan menghormati pemeluk agama lain.

"Itulah konsep Islam dalam berkehidupan yang toleran dalam konteks kemasyarakatan," tutupnya. [] Muhar

Posting Komentar

0 Komentar