
Dr. KH Azi Ahmad Tadjudin, M.Ag. menyatakan bahwa Islam tak bisa dilepaskan dari dimensi politk.
"Islam itu tidak bisa dilepaskan dari dimensi politik dan dimensi spiritual," ujarnya dalam program Tausyiah Ramadhan: Antara Islam, Politik dan Spiritual, di kanal YouTube Al-wa'ie Channel, Ahad (2/3/2025).
Jadi, Kyai Azi mengulas, kalau agama dipisahkan hanya sebagai bagian spiritual tanpa politis, maka ruang lingkup agama hanya akan menjadi sempit sebatas area privat.
"Sehingga nanti ketika agama masuk pada wilayah-wilayah publik, agama tidak bisa menguasai atau mendominasi (area publik). Kenapa? sebab saat agama yang dilepaskan dari dimensi politik itu masuk pada ruang-ruang publik, pada ruang-ruang yang sifatnya masyarakat dan pemerintahan, maka hanya menjadi keyakinan yang tidak punya panduan sebagai patok bagi penguasaannya," ulasnya.
Dengan demikian, lanjutnya, maka dua dimensi ini, baik dimensi spiritual dan dimensi politik, mestinya harus senantiasa ada dalam setiap ajaran-ajaran agama.
Kyai Azi pun mencontohkan, shalat misalnya, ketika shalat dipisahkan dengan dimensi politisnya, maka hikmah shalat sebagai pencegah perbuatan keji dan munkar menjadi mandul.
"Maka jangan salah, jangan aneh kalau saat ini kita lihat ketika agama (Islam) itu dilepaskan dari dimensi politisnya, agama kembali hanya pada ruang-ruang private, ruang-ruang masjid saja," ungkapnya.
Maka sambungnya, nampak tidak sedikit atau banyak orang yang rajin salat bahkan ada yang jidatnya hitam, akan tetapi kejahatan juga terjadi di mana-mana.
"Di masjid hilang sendal, hilang handphone, hilang juga sound system, bahkan hilang kotak amal yang itu adalah sedekahnya jama'ah," bebernya.
Kyai Azi lantas menegaskan, itu terjadi karena ketika dimensi politis agama tidak menjadi wilayah yang dikuasai oleh pemimpin atau oleh politik.
"Nah, begitu pun juga dalam ruang-ruang sosial masyarakat. Saat hari ini saja misalnya, kita menghadapi bulan Ramadan tapi ketika ruang agama ini tidak bisa menguasai dimensi politis maka dalam waktu yang sama justru puasa (sebagai kewajiban) ini kembali hanya kepada private, orang puasa silakan tidak puasa tidak apa-apa," sesalnya memungkasi. [] Muhar
0 Komentar