
Saat Gaza berkobar dibombardir dan anak-anak Palestina dikejar peluru, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi ternyata punya prioritas yang jauh lebih penting, yakni memamerkan Akademi Militer Mesir kepada tamunya, Presiden RI Prabowo Subianto.
Sekretariat Presiden RI dalam siaran resminya turut memamerkan bahwa El-Sisi dan Prabowo berangkat menuju Akademi Militer Mesir dalam kendaraan yang sama.
“Kunjungan yang berlangsung dalam suasana penuh keakraban tersebut menjadi momen hangat yang mencerminkan kedekatan hubungan personal dan diplomatik antara kedua pemimpin negara,” demikian siaran resmi Sekretariat Presiden RI.
Sabtu (12/4/2025), setelah santap siang mewah di Istana Al Ittihadiya, El-Sisi dengan 'norak' menunjukkan gedung-gedung megah dan prosesi pasukan kepada Prabowo dan awak media seolah-olah sedang menyambut kepala negara saat Mesir memenangi perang. Sayangnya, entah peperangan yang mana? karena perang kepada musuh tidak pernah mereka masuki.
Pertanyaannya sederhana, "Untuk apa semua itu? Untuk apa keberadaan Akademi Militer yang megah, pasukan terlatih, dan parade kebanggaan sementara saat rakyat Palestina kaum Muslimin yang hanya dipisahkan satu pagar perbatasan disembelih dan dikubur hidup-hidup oleh rudal dan tank Zionis, namun Mesir hanya mengangkat alis dan bahu?"
Maka, ini bukan sekadar ketidakpedulian. Ini panggung sandiwara. Padahal Mesir punya salah satu kekuatan militer terbesar di dunia Arab, berbatasan langsung dengan Gaza, dan punya peluang nyata untuk menekan Israel, membuka blokade, atau bahkan sekadar mengirim bantuan kemanusiaan tanpa syarat. Tapi faktanya kita bisa saksikan El-Sisi memilih diam. Lebih tepatnya, memilih nyaman menikmat kepalsuan dunia.
Untuk memenuhi hasrat cinta dunia dan takut dengan kematian (al-wahn) yang menghigapinya, mungkin El-Sisi lebih terdorong menjaga hubungan baik dengan sekutu-sekutu Barat ketimbang membela keadilan dan kemanusiaan. Lebih nyaman jadi tuan rumah jamuan dan tur militer ketimbang menjadi pemimpin yang berani mengambil risiko demi membela nyawa rakyat Palestina dan kehormatan kaum Muslimin dari kedurjanaan Zionis Yahudi (Israel).
Akademi Militer itu, seharusnya jadi tempat mencetak pembela Islam, umat Islam dan negeri-negeri Islam termasuk Palestina yang terjajah. Tapi sayangnya, di tangan El-Sisi cuma jadi museum untuk selfie diplomatik dan tak lebih dari latar belakang glamor untuk menutupi kebisuan moral yang memalukan.
El-Sisi tak hanya gagal membela Palestina. Lebih dari itu , dia tak punya malu dan telah mempermalukan sejarah Mesir sebagai bagian dari negerinya para Nabi, tempat lahirnya Nabi Idris, Nabi Musa dan Harun, dan tempat singgahnya beberapa Nabi seperti Nabi Saleh, Nabi Ibrahim, Nabi Yusuf, Nabi Yakub, dan Nabi Isa. Bahkan, makam Nabi Saleh pun ada di sini.
Negeri yang juga dikenal sebagai Bumi Kinanah, yakni negeri yang dijaga atau mendapat penjagaan dari Allah Swt. melalui adanya para nabi, namun ternoda kerena pengkhianatannya.
"El-Sisi! anda sungguh memalukan!"
[Muhar, Sahabat Dakwah Tangsel, Senin 14/4/2025]
0 Komentar