
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani menyampaikan bahwa penerimaan pajak per Maret 2025 meningkat tajam, mencapai Rp322,6 triliun. Ini dipersepsikan sebagai sinyal positif bahwa ekonomi rakyat tetap kuat. (CNN)
"Kenaikan penerimaan pajak menurut jenis pajak menunjukkan bahwa rumah tangga dan sektor ekonomi menunjukkan perekonomian Indonesia serta daya beli konsumen masih tetap kuat secara umum," ujarnya dalam Konferensi Pers KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan) secara virtual, Kamis (24/4/2025).
Benarkah Demikian?
Siapa pun dia, apalagi ahli di bidang ekonomi, asalkan berakal sehat, memiliki mata hati yang tidak sakit dan bersih dari debu-debu penghalang yang bisa netral dalam memandang, pasti paham bahwa meningkatnya penerimaan pajak sebagai sumber utama pemasukan negara justru menunjukkan bahwa negara masih sangat bergantung kepada pungutan rakyat daripada mengoptimalkan kekayaan yang telah Allah SWT limpahkan di bumi Indonesia (yang kini banyak dikuasai korporat swasta dan asing).
Jelas ini bukan prestasi, tapi alarm bahwa sistem yang berjalan belum berpihak sepenuhnya kepada rakyat.
Pandangan Islam
Risalah Islam yang mulia hadir dengan solusi sistemik, termasuk sistem ekonomi yang adil, mandiri, dan berpijak pada ketakwaan.
Sebuah sistem yang menjadikan negara sebagai pelayan, bukan pemungut.
Dalam kacamata Islam, keberhasilan fiskal bukan dilihat dari seberapa besar pungutan dari rakyat, melainkan dari bagaimana negara mampu menjamin kebutuhan rakyat tanpa membebani mereka secara terus-menerus.
Dalam sistem Islam, pajak (dharibah) bukan sumber utama pendapatan negara, apalagi menjadi andalan laporan keuangan.
Islam telah mengatur sistem keuangan negara yang kuat dan mandiri melalui tiga pilar utama: pengelolaan kekayaan umum (seperti tambang, energi, dan hutan), kepemilikan negara, dan zakat. Jika sumber-sumber ini dikelola sesuai syariat, negara bisa menjalankan fungsi sebagai pelayan (pengurus) rakyat tanpa harus menarik pajak secara rutin.
Maka, sudah saatnya bangsa ini fokus untuk beralih kepada tatanan atau sistem Islam sebagai alternatif nyata untuk membebaskan negeri ini dari jeratan persoalan fiskal yang menekan.
[Abu Hanif, Sahabat Dakwah Tangsel, Sabtu 26/4/2025]
0 Komentar