Sejarah

6/recent/Sejarah-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

FANTASI SEDARAH, KANG SOEJI: SOLUSI ISLAM TUNTASKAN PENYIMPANGAN SEKSUAL


Maraknya kasus penyimpangan seksual termasuk fenomena grup Facebook yang menyebarkan konten fantasi sedarah menuai sorotan dari Aktivis Dakwah Islam Ideologis Tangerang Selatan (Tangsel), Kang Soeji.

Dalam program "Bincang Persoalan Umat Bersama Kang Dedi: Fantasi Sedarah Menjijikkan!!!" yang tayang di kanal YouTube Lisan, Jumat (23/5/2025), ia menyampaikan pandangannya terkait bagaimana solusi Islam menuntaskan kejahatan dan penyimpangan seksual.

"Jadi, seorang Muslim seharusnya ya sebagai seorang Muslim dia memiliki kontrol pribadi. Kontrol pribadi maksudnya apa? Oh, dia ketika menjalani atau mau menyalurkan seksualnya itu ada aturan main (aturan Islam) yang harus diikuti," ujar Kang Soeji.

Ia menjelaskan bahwa Islam memiliki konsep 'mahaarim' (tunggalnya mahram), yaitu orang-orang yang haram dinikahi. Menurutnya, pemahaman ini penting sebagai dasar pengendalian diri umat Islam.

Selain kontrol pribadi atau individu, selaku praktisi pendidikan Kang Soeji juga menekankan pentingnya peran masyarakat sebagai kontrol sosial.

"Masyarakat itu harus memberikan kontrol ketika terjadi penyimpangan-penyimpangan seksual. Sekarang sudah bagus nih... Kalau ada info-info begini kemudian langsung 'gercep' (gerak cepat) dan ditindak. Ini seharusnya terus-menerus ya," imbuhnya.

Namun demikian, menurut Kang Soeji, pengawasan sosial saja tidak cukup. Negara juga harus hadir menegakkan aturan.

"Ketika negara ini memiliki landasan berupa aqidah Islam, aturan yang dilahirkan kemudian bersandar pada hukum-hukum Islam, maka sesuatu hal yang kemudian menimbulkan kemudharatan termasuk fantasi sedarah ini, itu tidak akan diberikan celah," terangnya.

Ia pun menyimpulkan bahwa ketiga pilar tersebut, yaitu kontrol individu, sosial, dan negara, harus berjalan beriringan.

"Enggak mungkin kalau satu tadi kontrol individu kita kuatkan, kontrol masyarakat kita kuatkan, tapi kontrol negara ternyata lengah. Itu tidak akan bisa," tegasnya.

Kang Soeji juga mengingatkan pentingnya ketegasan negara dalam memberikan sanksi kepada pelaku kejahatan seksual.

"Negara ini penting sekali, karena negara ini menjadi pintu awal ya. Kalau kemudian mohon maaf ya individunya mohon maaf rusak ya secara aqidahnya sudah bermasalah, tidak punya kontrol individu. Kemudian masyarakatnya juga abai untuk urusan-urusan begini. Terlebih negara tidak memberikan sanksi yang tegas, maka akan membahayakan peradaban manusia," pesannya.

Maka, lanjutnya, nanti tidak ada kejelasan keturunan. "Karena dalam tanda kutip ya hubungan sedarah atau inses adalah sesuatu yang tidak manusiawi," pungkasnya.

Sebelumnya, sebagaimana diberitakan tempo.co, Kamis (22/5/2025) Badan Reserse Kriminal Polri menangkap enam tersangka kasus grup Facebook Fantasi Sedarah dan Suka Duka yang memuat konten pornografi inses, atau hubungan seksual dengan sesama anggota keluarga sedarah. Keenam tersangka itu adalah MR, DK, MS, MJ, MA, dan KA, yang ditangkap di berbagai lokasi berbeda di Jawa dan Sumatra.

Penangkapan itu berawal dari tiga laporan masyarakat yang masuk ke pihak kepolisian. "Ada tiga laporan polisi yang mendasari kami untuk melakukan penyelidikan di berbagai daerah," kata Direktur Tindak Pidana Siber (Dirtipidsiber) Bareskrim Polri Brigjen Himawan Bayu Aji dalam konferensi pers di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu, 21 Mei 2025.

Dari keenam tersangka, Himawan mengungkapkan bahwa masing-masing dari mereka memiliki peran berbeda dalam kasus ini. Mulai dari pembuat grup, penyebar video asusila, hingga pelaku pelecehan seksual. [] Muhar

Posting Komentar

0 Komentar