Sejarah

6/recent/Sejarah-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

PANGKAL PERSOALAN KEMISKINAN BUKAN BANYAKNYA PENDUDUK DAN SEDIKITNYA BANSOS, TAPI...


Pangkal persoalan kemiskinan di Indonesia bukan banyaknya penduduk dan sedikitnya bantuan sosial (bansos), tetapi karena distribusi kekayaan di negeri ini yang tidak merata. Hanya dikuasai oleh segelintir orang, akibat diterapkannya sistem ekonomi kapitalisme liberalisme.

Hal tersebut dinyatakan oleh Praktisi Kesehatan dr. Eko Budi Siswidiyanto, Sp. And. dalam Kabar Petang: Haram dan Dizalimi! Vasektomi Syarat Bansos, di kanal YouTube Khilafah News, Selasa (6/5/2025).

Inilah yang menyebabkan kekayaan ini mengerucut kepada orang-orang tertentu, sehingga mereka-mereka yang lainnya tidak kebagian,” ujarnya.

Sehingga ungkap Eko, menyebabkan masyarakat miskin secara struktural bukan kultural. “Memang dipaksa menjadi miskin karena sistemnya,” tandasnya.

Jadi, terkait wacana vasektomi dijadikan syarat menerima bansos yang digulirkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, menurut Eko, tidaklah nyambung antara persoalan dengan solusi yang diberikan.

Bahkan, ia juga menyampaikan, bahwa mayoritas ulama mazhab mengharamkan vasektomi (pemandulan secara permanen pada laki-laki) ataupun tubektomi (pemandulan pada perempuan).

Jadi persoalannya menurut mereka jumlah dana bansos itu terbatas. Sementara jumlah penduduk ini tidak terbatas, terus mengalami perkembangan. Nah, untuk mengatasi itu maka harus dilakukan KB atau harus dilakukan vasektomi. Ini sebenarnya antara persoalan dengan solusi itu tidak nyambung,” terang Eko memungkasi.

Diketahui, Bank Dunia melalui Macro Poverty Outlook menyebutkan bahwa pada tahun 2024 lebih dari separuh (60,3 persen) penduduk Indonesia atau setara dengan 171,8 juta jiwa hidup di bawah garis kemiskinan. [] Muhar

Posting Komentar

0 Komentar