
Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS), Farid Wadjdi, mengungkap "politik keseimbangan" yang dimainkan Amerika Serikat (AS) demi kepentingan hegemoninya di Timur Tengah.
Hal tersebut disampaikan dalam program Breaking News: Keguncangan Usai AS Serang Iran, di kanal YouTube Khilafah News, Senin (23/6/2025).
"Ada dua negara yang harus dijaga persepsinya sebagai negara yang kuat oleh Amerika. Yang pertama adalah Israel, yang kedua adalah Iran. Ya, ini untuk politik keseimbangan di Timur Tengah," ujar Farid.
Ia menjelaskan bahwa AS menjaga persepsi kekuatan Israel karena berfungsi sebagai alat utama untuk menjalankan agenda-agenda kotor Washington di kawasan.
Kalau AS yang melakukan langsung berbagai pekerjaan kotor ini, kata Farid, tentu akan semakin memperburuk citra AS di mata dunia.
"Israel ini sebenarnya sebagai tukang pukulnya Amerika di Timur Tengah ya, premannya Amerika di Timur Tengah," kata Farid.
Israel, bebernya, digunakan AS untuk melakukan berbagai serangan terhadap negara-negara seperti Suriah, Lebanon, dan Yaman, serta menjalankan operasi-operasi intelijen demi kepentingan geopolitik AS.
"Israel juga berperan untuk melakukan berbagai kekacauan melalui gerakan-gerakan intelijen mereka (Mossad)," tegasnya.
Di sisi lain, AS juga menjaga persepsi kekuatan Iran agar dipandang sebagai ancaman atau musuh bersama oleh negara-negara Arab. Hal ini, menurut Farid, bertujuan agar para penguasa Arab merasa perlu berlindung kepada AS.
Ia pun menduga bahwa AS tidak akan benar-benar melumpuhkan struktur militer Iran secara total, sebab persepsi ancaman dari Iran masih dibutuhkan untuk memperkuat posisi AS di mata para penguasa Arab.
"Sehingga penguasa-penguasa Arab punya legitimasi untuk berlindung kepada Amerika dan membeli senjata-senjata Amerika, termasuk melakukan politik balas budi terhadap Amerika dengan investasi-investasi ekonomi dalam bentuk lain," ungkapnya.
Dengan demikian, Farid menyimpulkan, AS akan tetap berusaha menjaga agar dua negara ini tetap terkesan kuat.
"Nah, tinggal Amerika kemudian menjaga keseimbangannya ya. Kadang-kadang memberikan semacam peringatan ya, 'Jangan kelewatan batas merahnya di sini, jangan lewat batas ini!' Kalau melawan, Amerika akan melakukan serangan. Kira-kira seperti itu politik yang dimainkan oleh Amerika di Timur Tengah saat sekarang ini." simpulnya memungkasi. [] Muhar
0 Komentar