
Cendekiawan Muslim KH Rokhmat S. Labib menyatakan, pelaksanaan rangkaian ibadah haji pada hari raya Idul Adha menunjukkan bahwa umat Islam adalah umat yang satu.
"Ada banyak pelajaran penting yang bisa dan harus kita ambil dari pelajaran Idul Adha ini. Di antara hal yang penting menunjukkan betapa bahwa umat Islam adalah umat wahidah, umat yang satu," ujarnya di kanal YouTube Rokhmat S. Labib dalam tayangan bertajuk "Idul Adha 1446: Momentum Persatuan Ummat", Jumat (6/6/2025).
Bayangkan, ungkap Kiai Labib, pada saat 9 Zulhijah, seluruh kaum Muslimin dari berbagai wilayah, negara, dari berbagai pelosok dan penjuru dunia berkumpul dalam area yang sama di Padang Arafah untuk menunaikan wukuf di sana.
Mereka, lanjutnya, melakukan syiar-syiar haji, mabit di Muzdalifah dan Mina, melempar jumrah, thawaf, sa'i dan seterusnya. Semua seragam, mereka menyembah Tuhan yang sama (Allah SWT) dan mengerjakan ibadah yang sama (syariat Islam).
"Bahkan bagi yang laki-laki mengenakan pakaian sama. Itu sekali lagi menunjukkan bahwa umah ini adalah ummah wahidah, umat yang satu," tegasnya.
Tercerai Berai di Kehidupan Nyata
Namun, Kiai Labib menyayangkan kondisi umat Islam yang tercerai-berai di kehidupan nyata.
Ia menyoroti penderitaan yang dialami Muslim Palestina sebagai cermin lemahnya kesatuan umat.
"Mereka dibunuh, dibombardir, rumah-rumah mereka dihancurkan, dicegah mendapatkan makanan sehingga mereka kelaparan, dan tidak ada bantuan yang semestinya dari kaum Muslimin," tuturnya.
Meski sudah jelas siapa yang membombardir, yakni Yahudi, ia menyesalkan tidak adanya aksi tegas dari para penguasa Muslim.
"Tidak ada penguasa-penguasa Muslim yang bergerak menolong untuk memberikan pelajaran kepada entitas Yahudi yang telah berlaku bengis dan kejam, merampok, menjarah dan merampas tanah mereka (kaum Muslim Palestina)."
Pentingnya Keseatuan Kepemimpinan Politik
Menurut Kiai Labib, persatuan umat Islam tidak cukup hanya ditunjukkan dalam ibadah seperti haji. Ia menekankan pentingnya kesatuan dalam aspek kepemimpinan politik umat Islam.
"Karena sesungguhnya yang diperintahkan Rasulullah saw., kita bukan hanya bersatu dalam soal ketuhanan Allah yang satu. Bersatu dalam kerasulan, bersatu dalam Al-Qur'an, tetapi juga yang tidak kalah pentingnya bersatu dalam kepemimpinan, (Islam)" terangnya mengingatkan.
Ia menegaskan bahwa Rasulullah saw. memberikan ketentuan yang sangat keras dalam hal ini. Sapa saja yang memecah belah umat Islam menjadi lebih dari satu, hukuman yang pantas harus dijatuhkan kepadanya adalah hukuman mati.
"Jika dibaiat dua orang khalifah, maka bunuhlah yang terakhir," kutipnya.
Kiai Labib menjelaskan, hadits tersebut menjadi dalil yang sangat jelas bahwa umat Islam tak boleh berpecah belah. Umat Islam harus berada dalam satu kepemimpinan.
Seruan Khilafah untuk Persatuan Umat
Sebagai solusi, Kiai Labib menyerukan agar kaum Muslimin terus berjuang menegakkan khilafah yang mampu menyatukan seluruh umat.
"Oleh karena itu, kita kaum Muslimin harus tetap memantapkan langkah untuk berjuang menegakkan khilafah yang menyatukan umat Islam di seluruh dunia dalam satu kebangkitan khilafah rasyidah 'ala minhajin nubuwwah." pungkasnya. [] Muhar
0 Komentar