
Muslimah Media Hub (MMH) meragukan kemampuan negara dalam merealisasikan pendidikan gratis secara menyeluruh dan tanpa diskriminasi di Indonesia. Hal ini disampaikan dalam program The Topics bertajuk “Pendidikan Gratis Hanya Mimpi dalam Sistem Kapitalisme” yang tayang di kanal YouTube MMH, Rabu (4/6/2025).
“Sebab, untuk menyelenggarakan pendidikan yang benar-benar gratis dan berkualitas, dibutuhkan anggaran yang sangat besar, infrastruktur memadai, serta komitmen jangka panjang dari negara,” ujar Narator MMH.
Ia memaparkan bahwa fakta menunjukan, selama ini pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya gratis. Bahkan di sekolah negeri, ungkapnya, berbagai biaya tidak langsung seperti seragam, buku, iuran non-SPP, hingga les tambahan masih menjadi beban berat bagi banyak keluarga.
“Maka ketika muncul wacana pendidikan gratis mencakup sekolah swasta sekalipun, wajar jika publik mempertanyakan kesanggupan negara, sekalipun hari ini sudah dimulai adanya pembangunan ‘Sekolah Garuda’ dan ‘Sekolah Rakyat’ di berbagai wilayah di tanah air,” lanjutnya.
MMH menilai, impian menghadirkan pendidikan gratis dan bermutu dalam sistem kapitalisme pada dasarnya adalah sebuah ilusi.
“Dalam kapitalisme, negara cenderung meminimalkan peran dan tanggung jawabnya terhadap rakyat, termasuk dalam bidang pendidikan. Peran negara digeser ke sektor swasta yang tentu berorientasi profit,” ungkap Narator.
Akibatnya, pendidikan diposisikan sebagai komoditas yang sah untuk diperjualbelikan. Kualitas pendidikan pun sering kali dikaitkan dengan besarnya biaya, di mana sekolah-sekolah unggulan hanya dapat diakses kalangan mampu, sementara yang gratis tertinggal secara fasilitas dan mutu pembelajaran.
“Bahkan ketika pendidikan diklaim gratis, praktik pungutan liar dan pembebanan biaya dengan berbagai nama masih terjadi,” ucapnya.
Ia menambahkan bahwa dalam sistem kapitalisme, pendidikan bukanlah hak, melainkan bantuan yang bisa dihentikan sewaktu-waktu.
Kelemahan sistem ini, bebernya, juga terlihat dari ketergantungan negara pada pendapatan pajak dan utang, sementara kekayaan alam diserahkan kepada pihak swasta.
“Situasi ini tercermin dalam pelaksanaan berbagai program pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), yang justru menambah beban fiskal negara dan berdampak pada rakyat melalui pajak baru, kenaikan harga barang, atau penurunan kualitas layanan publik,” tambahnya.
Solusi Hakikinya Sistem Islam
Menurut MMH, solusi hakiki untuk mewujudkan pendidikan gratis dan berkualitas adalah sistem yang menjadikan pendidikan sebagai tanggung jawab penuh negara. Dalam hal ini, sistem Islam dinilai menawarkan konsep pendidikan yang visioner dan solutif.
“Dalam Islam, negara memiliki peran penting sebagai ra’in (pengurus rakyat) sekaligus junnah (pelindung). Tanggung jawab ini mencakup pemenuhan seluruh kebutuhan dasar masyarakat termasuk pendidikan,” jelas Narator MMH.
Dalam sistem Islam, pendidikan dipandang sebagai hak publik yang wajib dijamin negara secara menyeluruh, baik dari sisi akses, kualitas, hingga keberlanjutannya. Negara wajib menyelenggarakan pendidikan gratis dan berkualitas untuk seluruh rakyat dari tingkat dasar hingga tinggi, dengan anggaran yang bersifat mutlak dan strategis.
Sumber pembiayaan dalam sistem Islam, lanjutnya, tidak bergantung pada utang luar negeri atau pajak yang memberatkan rakyat. Pos-pos pemasukan seperti fai, kharaj, jizyah, dan pengelolaan kekayaan alam milik umum menjadi tulang punggung keuangan negara.
“Dana dari sumber-sumber ini akan digunakan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan, mencetak kurikulum berbasis akidah Islam, serta menjamin kesejahteraan guru dan pendidik,” terangnya.
Ia menegaskan bahwa hanya dalam naungan sistem pemerintahan Islam, yaitu khilafah, pendidikan berkualitas dan merata dapat benar-benar terwujud.
“Sejarah mencatat dalam peradaban Islam, negara mampu membangun universitas-universitas kelas dunia, mencetak ilmuwan dan ulama besar, serta menjamin pendidikan gratis untuk seluruh rakyat tanpa diskriminasi. Ini adalah bukti nyata bahwa pendidikan unggul bukan mimpi, melainkan keniscayaan jika sistemnya benar,” pungkasnya. [] Muhar
0 Komentar