
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) secara terbuka mendukung langkah Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mengakui Palestina sebagai sebuah negara.
Tak hanya itu, Indonesia bahkan menyerukan kepada negara-negara lain agar mengikuti jejak Prancis tersebut. Semua itu dikemas dalam kerangka “Solusi Dua Negara” yang dianggap sebagai jalan damai menyelesaikan konflik antara Palestina dan Israel, dengan batas wilayah tahun 1967 dan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina (26/7/2025). [Detik]
Namun, dalam pandangan Islam, pengakuan terhadap negara Palestina dalam kerangka “Solusi Dua Negara” bersama eksistensi negara Israel adalah konsep batil dan menyesatkan.
Betapa tidak, bagaimana mungkin kita mengakui eksistensi sebuah negara penjajah (Israel), yang berdiri di atas tanah yang dirampas dengan darah dan genosida? Bagaimana bisa kita meyakini bahwa kemerdekaan Palestina bisa dicapai lewat jalan kompromi bersama penjajah brutal yang hingga hari ini terus membunuh, mengusir, dan merampas tanah kaum Muslimin?
Tak Menghapuskan Penjajahan Israel
Pengakuan negara Palestina di sisi keberadaan negara penjajah Israel atas dasar solusi dua negara sejatinya adalah jebakan diplomatik buatan Barat.
Konsep ini tidak akan pernah bisa menghapuskan penjajahan Israel di Palestina, tetapi justru mengukuhkannya secara legal dan permanen.
Seruan ini sama artinya dengan mengajak umat Islam untuk melupakan 80% wilayah Palestina yang sudah dicaplok Israel dan hanya “mengizinkan” sebagian kecil wilayah, yakni Tepi Barat dan Gaza, untuk menjadi negara mini yang dikendalikan Barat. Ini bukan kemenangan, melainkan pengkhianatan atas darah para syuhada dan pengingkaran terhadap kewajiban syar’i membebaskan seluruh tanah kaum Muslimin.
Keadilan Palsu yang Menjaga Eksistensi Penjajah Israel
Lebih dari itu, negara-negara Barat termasuk Prancis bukanlah pihak netral. Mereka justru bagian dari arsitek pendirian Israel. Pengakuan terhadap Palestina dari mereka bukan karena niat baik, tapi untuk menjaga ilusi keadilan palsu agar eksistensi Israel tidak terganggu.
Ketika Prancis mengakui Palestina dalam kerangka solusi dua negara, di lain sisi Prancis juga pernah mesra menjalin aliansi militer dan ekonomi dengan Israel. Maka dukungan semacam ini tidak lebih dari manuver politik yang bertujuan mengendalikan kemarahan dunia Islam dan mematikan semangat jihad pembebasan.
Solusi Islam, Pembebasan Total Palestina
Islam memiliki prinsip yang jelas dalam menghadapi penjajahan: Tidak ada pengakuan terhadap penjajah, tidak ada kompromi dengan pelanggar kehormatan kaum Muslimin, dan tidak ada perdamaian selama tanah Islam dijajah. Karena itu, satu-satunya solusi sah dan hakiki adalah pembebasan total Palestina dari sungai hingga laut, bukan kompromi politik dengan entitas haram Israel.
Solusi tersebut hanya dapat terwujud dengan tegaknya Khilafah Islamiyah yang akan mengerahkan kekuatan umat Islam untuk membebaskan Palestina sebagaimana Khalifah Umar bin Khattab dan Shalahuddin al-Ayyubi membebaskan Al-Quds dari penjajah di masa lalu. Hanya dengan kekuatan politik dan militer umat Islam yang bersatu dalam satu kepemimpinan Islam sejati, penjajahan Zionis dapat dilenyapkan dan Palestina kembali ke pangkuan kaum Muslimin.
Sudah saatnya umat Islam menolak seluruh solusi batil yang datang dari sistem internasional sekuler. Umat harus sadar bahwa pengakuan terhadap Palestina berdampingan dengan Israel bukanlah kemenangan, tapi bentuk lain dari penyesatan. Hanya Islam dan institusi Khilafah-lah yang dapat memberikan pembebasan sejati bagi tanah suci Palestina. [] Muhar | Sahabat Dakwah Tangsel
0 Komentar