Sejarah

6/recent/Sejarah-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

KEYAKINAN ADALAH KUNCI TEGAKNYA SYARIAT ISLAM


Keyakinan umat merupakan kunci utama tegaknya syariat Islam. Hal ini disampaikan oleh Khadim Ma’had Syaraful Haramain, KH Hafidz Abdurrahman, M.A., dalam tayangan bertajuk "Masih Ragu dengan Syariat Islam?" di kanal YouTube Khilafah News, Kamis (17/7/2025).

Kita tawarkan syariat Islam meskipun syariat Islam itu sudah terbukti bisa memberikan solusi, kalau enggak yakin mau apa? Iya, kan? Kita mau berbusa-busa kampanye syariat Islam kalau mereka tidak yakin dengan syariat Islam. Jadi, kuncinya yang pertama apa? Keyakinan,” ujarnya.

Oleh karena itu, Kiai Hafidz menekankan pentingnya membangun kembali keyakinan umat terhadap Islam sebagai satu-satunya solusi berbagai permasalahan kehidupan.

Ia menegaskan bahwa hanya dengan kembali kepada Islam dan syariat-Nya, berbagai persoalan umat akan terselesaikan.

Itu harus yakin dulu. Kalau sudah yakin, berikutnya nanti tinggal pendetailan,” tegasnya.


Dimentahkan karena Kepentingan

Lebih lanjut, Kiai Hafidz menyatakan, sebab sekalipun sudah dijelaskan secara rinci, jika tidak didasari keyakinan, syariat Islam tetap akan dimentahkan, apalagi kalau sudah menyangkut soal kepentingan (duniawi).

Misalnya begini ya, kita sekarang misalnya ini contoh ketika sudah bicara syariat Islam, apalagi kalau sudah mengatur ekonomi, apalagi kalau sudah mengatur kekayaan alam, apalagi yang sudah melibatkan mafia migas, mafia tambang, mafia, banyak mafia. Pertanyaannya, mereka ini menyengkeram kekuasaan. Mau enggak mereka itu melepaskan cengkeraman mereka? Enggak mau. Meskipun mereka juga muslim. Iya, kan? Kenapa? Karena ini tidak terkait dengan soal keyakinan,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, jika syariat ditegakkan secara penuh, maka para mafia tersebut harus rela melepaskan aset-aset kekayaan milik umat yang selama ini menjadi sumber pendapatan besar bagi mereka.

Itu masalahnya. Ini kembali kepada soal iman. Karena itu kuncinya pertama harus kita bangun keyakinan tadi, akidah tadi, bahwa Islam itu betul-betul akan menjadi kebaikan,” tegasnya.


Butuh Negara untuk Menegakkan Syariat

Lebih lanjut, Kiai Hafidz menyatakan, selain keimanan, penegakan syariat Islam juga membutuhkan negara sebagai institusi pelaksana.

Maka, di situlah butuh sistem, butuh negara untuk memaksa. Makanya jangankan begitu, jangankan mengambil kekayaan alam, kekayaan umum itu dari tangan mafia tadi. Mengambil zakat saja, Islam itu membutuhkan negara. Al-Qur'an mengatakan, 'Khudz min amwâlihim shadaqah.' Ambil harta mereka dengan paksa. 'Tuthahhiruhum wa tuzakkîhim bihâ.' Dengan itu kamu akan bisa membersihkan harta mereka, membersihkan jiwa mereka,” ulasnya.

Bayangkan, kalau mengambil zakat tadi butuh dipaksa. Kenapa? Orang itu susah mengeluarkan. Kalau nerima gampang, ngeluarkannya susah. Apalagi kalau jumlahnya triliunan, miliaran, susah. Ya, kalau Abu Bakar sampai perang melawan mereka yang enggak mau mengeluarkan zakat,” jelasnya.

Kiai Hafidz juga menyampaikan bahwa orang-orang yang menguasai aset kekayaan umum harus diyakinkan bahwa tindakan mereka merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

Karena dengan mereka menguasai aset-aset kekayaan milik umum, itu artinya apa? Mereka mengorbankan rakyat, mereka mengorbankan umat,” terangnya.

Ia menegaskan, jika ada rakyat yang kelaparan karena kekayaan umat dikuasai segelintir orang, maka para penguasa inilah yang seharusnya dimintai pertanggungjawaban.

Siapa yang akan diminta pertanggungjawaban kalau ada yang kelaparan? Mereka juga. Karena mereka yang merampas haknya orang lain. Iya, kan, mestinya begitu. Tapi ini tidak cukup karena mereka tidak akan mau melepaskan itu sendiri,” tandasnya. [] Muhar

Posting Komentar

0 Komentar