Sejarah

6/recent/Sejarah-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

MMH UNGKAP BAHAYA BESAR DI BALIK SISTEM PENDIDIKAN SEKULER


Muslimah Media Hub (MMH) mengungkapkan bahaya besar di balik pendidikan yang terpisah dari sistem Islam (sistem pendidikan sekuler).

Inilah bahaya besar dari pendidikan yang terpisah dari sistem Islam! Ilmu kehilangan makna, tidak lagi membentuk manusia yang saleh, jujur, berani, dan adil,” ujar narator MMH dalam program Legacy: Khilafah Membangun Generasi Berkepribadian Islam, Bukan Sekadar Penghafal, di kanal YouTube Muslimah Media Hub, Senin (8/9/2025).

Menurutnya, fenomena ini bukan kebetulan, keberadaannya lahir pada sistem pendidikan yang berakar pada ideologi kapitalisme sekuler. Sebuah sistem yang memisahkan agama dari kehidupan.

Dalam sistem ini, ilmu tidak diposisikan sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah dan membentuk manusia bertakwa, tetapi sebagai komoditas yang diproduksi dan dipasarkan untuk meraih materi, gelar, atau jabatan,” kata narator.

Ilmu, lanjutnya, dipandang secara fungsional dan pragmatis. Kurikulum disusun bukan untuk membentuk manusia paripurna, melainkan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Maka tak heran, siswa diajarkan untuk menjadi pekerja kompeten, bukan pribadi yang bertakwa.

Al-Qur'an bisa dijadikan mata pelajaran, tapi tidak menjadi asas berpikir. Sejarah Islam diajarkan sebagai bagian dari masa lalu, bukan sebagai warisan peradaban yang harus dihidupkan,” bebernya.

Akibatnya, narator mengemukakan, banyak lulusan sekolah yang menghafal ayat-ayat Al-Qur'an, bahkan bisa menjabarkan hukum-hukum Islam, namun tidak merasa perlu mengamalkannya.

Ilmu hanya berhenti di kepala, tidak menembus hati, dan tidak menggerakkan tindakan,” imbuhnya.


Pendidikan dalam Sistem Islam

Berbeda dengan pendidikan sistem sekuler, dalam sistem Islam narator MMH menerangkan, Khilafah Islamiyah menjadikan pendidikan sebagai proyek besar untuk membentuk manusia bertakwa.

Tujuan pendidikan dalam Islam bukan sekadar mencetak manusia cerdas, tetapi mencetak syakhsiyah islamiyah, kepribadian Islam yang berpikir dan bersikap berdasarkan akidah Islam,” ujarnya.

Ia mencontohkan teladan generasi sahabat yang menghidupkan ilmu dalam amal. Umar bin Khattab, misalnya, pernah berpesan, “Persedikitlah periwayatan dari Rasulullah sallallahu alaihi wasallam kecuali dalam hal-hal yang diamalkan” (HR Ibnu Abdil Bar).

Menurutnya, hal itu menunjukkan ilmu tidak boleh berhenti pada hafalan semata. “Tujuan pendidikan dalam Islam bukan sekadar mencetak manusia cerdas, tetapi mencetak syakhsiyah islamiyah, kepribadian Islam yang berpikir dan bersikap berdasarkan akidah Islam,” terangnya.

Narator menambahkan, dalam sistem khilafah, kurikulum dan metode pendidikan diarahkan agar peserta didik menjadi pengamal ilmu. “Seorang anak tidak hanya tahu bahwa riba itu haram, tetapi menghindarinya. Ia tidak hanya menghafal ayat tentang kejujuran, tetapi menjadikannya prinsip dalam bertindak,” gugahnya.

Hanya dengan sistem ini kita bisa membangun generasi yang berkepribadian Islam yang ilmunya bukan hanya hafalan, tetapi cahaya yang menuntun amal dan kehidupan,” pungkasnya. [] Abu Jannah

Posting Komentar

0 Komentar