Direktur Pamong Institute Wahyudi Al-Maroky menyatakan, menguatnya narasi positif tentang Orde Baru terjadi karena negara dan media tidak membuka perbandingan kondisi Indonesia hari ini dengan sistem lain yang lebih luas, termasuk dengan sistem pemerintahan Islam (kekhalifahan) yang dalam sejarahnya mampu memberikan jaminan keamanan dan kesejahteraan.
“Mereka tidak pernah membuka bagaimana kalau dibandingkan dengan masa kekhalifahan yang pernah ada di muka bumi ini? Sistem pemerintahan Islam yang memberikan kesejahteraan maupun jaminan keamanan,” ujarnya dalam program Kabar Petang: Soeharto Pahlawan? Piye Kabare? pada Ahad (16/11/2025) di kanal YouTube Khilafah News.
Wahyudi menilai narasi bahwa masa Orde Baru lebih baik dari hari ini muncul karena hanya dibandingkan pada dua kondisi: masa Orde Baru dan masa Reformasi.
“Seolah-olah pilihannya cuma dua itu, antara yang sekarang atau kembali ke Orde Baru,” terangnya.
Padahal, menurutnya, perbandingan itu tidak adil dan menyempitkan perspektif masyarakat. Ia menegaskan bahwa dalam sejarah peradaban Islam, negara justru mampu menghadirkan stabilitas, kesejahteraan, dan keadilan yang tidak ditopang oleh represi maupun manipulasi politik.
“Kalau melihat sejarah Islam, jangankan soal ekonomi, keamanan masyarakat pun benar-benar dijamin negara,” tegasnya.
Ia juga mengkritik cara negara dan sebagian media yang dianggap membentuk ingatan publik melalui narasi nostalgia terhadap Soeharto.
“Ini seperti mengulang lagi sejarah Orde Baru dengan cara yang lebih halus,” ujarnya.
Karena itu, Wahyudi mengingatkan bahwa persepsi mengenai Soeharto dan Orde Baru dengan sistem demokrasi kapitalisme sekulernya harus ditempatkan dalam konteks yang lebih luas agar masyarakat tidak terjebak pada glorifikasi yang menyesatkan.
“Kalau mau jujur, harus dibandingkan dengan sistem lain yang lebih baik, bukan hanya dengan masa Orde Baru,” katanya. [] Muhar

0 Komentar